Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah periode ketika seseorang berusia 18–30 tahun merasa tidak memiliki arah, cemas, khawatir, dan bingung akan hidup di masa mendatang.
Sepanjang usia mudanya, St Ignatius memiliki mimpi dan cita-cita yang luar biasa yakni menjadi seorang ksatria dan bangsawan. 500 tahun yang lalu, saat berusia 29 tahun, peristiwa besar terjadi dalam hidupnya: sebuah meriam menembus kakinya saat pertempuran di Benteng Pamplona. Pada saat itulah “switch” atau peralihan hidupnya terjadi: dari ksatria duniawi menjadi ksatria surgawi. Peralihan hidup tersebut tidak mudah. Ketika hidupnya “dibengkokkan" Tuhan untuk mengarah pada suatu hal yang lebih mulia, St. Ignatius juga melewati periode krisis dengan berbagai pergulatannya.
Berkaca dari pengalaman hidup St. Ignatius, bersama Rm. Alexander Koko Siswijayanto SJ, Risha dan Frans akan membahas bagaimana cara memahami hidup dan mengarahkannya terutama ketika mengalami Quarter Life Crisis.
