πΏ Hari ke-307: Pemangkasan Lumut β Taman Sunyi di Bawah Pohon
π€οΈ [Adegan Pembuka β Cahaya Pagi di Atas Lumut]
Hari ini adalah hari ke-307.
Cahaya pagi menyentuh lumut dengan lembut, seperti napas tipis di udara.
Tetes-tetes air dari penyiraman kemarin masih bersembunyi di antara benang-benang hijau kecil.
Hari ini aku memangkas lumut β bukan untuk menguasainya, tetapi untuk membiarkannya bernapas kembali.
Lumut tampak diam, tapi sebenarnya ia bergerak perlahan.
Setiap hari, sedikit demi sedikit, ia mencari arah cahaya.
Dan pagi ini, aku hanya membantu agar ia bisa menemukan jalannya sendiri.
βΈ»
β [Adegan 2 β Sentuhan Pertama]
Aku memulai dengan ujung jari, bukan dengan gunting.
Setiap sentuhan memberi tahu di mana lumut tumbuh terlalu rapat,
di mana kelembapan tersembunyi terlalu lama, dan di mana cahaya tak lagi masuk.
Memangkas lumut bukan seperti memotong rambut,
tapi seperti menyunting keheningan β
menghapus bagian yang terlalu padat agar ketenangan bisa mengalir kembali.
Kadang aku berhenti sejenak hanya untuk mendengarkan.
Bukan suara lumut, tetapi detak napas kecil antara tanah dan udara.
Itulah tanda bahwa hidup di sini masih berjalan.
βΈ»
π± [Adegan 3 β Dunia Kecil di Bawah Pohon]
Lumut bukan sekadar hiasan di permukaan pot.
Ia adalah hutan mini dengan bukit-bukit kecil, bayangan, dan akar-akar tersembunyi.
Setiap helaian lumut tumbuh mencari keseimbangan,
seperti lanskap kecil yang mencoba menemukan harmoni.
Ketika aku memangkasnya, aku seperti bekerja dengan waktu itu sendiri.
Masa lalu menempel di ujungnya β hujan musim panas, embun pagi, langkah-langkah yang tak terlihat.
Dan dengan setiap potongan kecil, aku merapikan kenangan itu,
bukan untuk menghapusnya, tapi untuk memberi ruang bagi cerita baru.