Seringkali kita dengar orang bilang sedih ditinggal Ramadhan tapi diam-diam dalam hati gembira karena nggak usah lagi susah payah bangun sahur, gak mesti lagi nahan lapar sesiangan, gak mesti lagi tarawih setelah Isya.
Dan kita mendapati kita tak berubah sama sekali setelah Ramadhan. Subuh tetap ketinggalan, shalat sunat nggak nambah kuantitas-kualitasnya, kita masih susah mengendalikan nafsu dan syahwat, masih kurang berempati, dan masih senang berbohong, ghibah, dan seterusnya.
Setelah Ramadhan, Lalu Apa?