Kemerdekaan pers di Indonesia, ada yang menilai, cenderung memburuk beberapa tahun terakhir. Khususnya jika dibandingkan dengan era awal Reformasi 20 tahun lalu. Ini terlihat dari laporan indeks kebebasan pers yang dibuat, misalnya, oleh Reporter Sans-Frontieres atau Freedom House. Namun kecenderungan ini bukan hanya terjadi Indonesia, menurunnya kebebasan pers juga terjadi di berbagai negara, termasuk di negara kampiun demokrasi seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat. Hadirnya platform baru, seperti media sosial, sedikit banyak mempengaruhi situasi ini. Faktor lainnya adalah kecenderungan politik yang semakin konservatif, gejalanya bisa dilihat dari populernya politik identitas dan tribalisme. Kekuasaan menjadi over-sensitif pada kritisisme, dan menggunakan hukum untuk membungkam kritik. Apakah kemerdekaan pers sedang terancam, dan apa yang perlu dilakukan untuk melindungi?
Narasumber: Yuli Ismartono, jurnalis senior majalah Tempo, mantan ketua Dewan Pengurus Yayasan Tifa.