Listen

Description

Padang mahsyar Sartre berbeda dengan imajinasi manusia: hanya ruang pengap, sofa hijau cerah dan sofa merah anggur, perapian, patung perunggu, tak ada jendela, tak ada cermin. Tapi juga tak ada besi rajam merah menyala, tak ada alat penyiksaan seperti yang kita lihat di komik neraka. Udara memang panas, namun bukan karena kobaran api yang mengerikan.

Pintu Tertutup, diterjemahkan oleh Asrul Sano dari drama No Exit filsuf eksistensialis itu. Tokohnya ada tiga: Garcin, Inez, dan Estelle. Garcin adalah jurnalis cum sastrawan, satu-satunya lelaki di kamar neraka, dan dosa utamanya adalah ketidaksetiaan kepada istri yang amat setia kepadanya. Sedangkan Inez seorang lesbian sinis yang meninggal gara-gara bunuh diri. Terakhir, Estelle, perempuan agak kekanak-kanakan yang selalu butuh cermin. Estelle berkata: "aku takut tanpa cermin, aku tak bisa memastikan aku ada atau tidak." Perempuan narsis itu wafat oleh radang paru-paru.

Neraka bagi Sartre adalah rajam objektivikasi antara ketiga orang itu. Garcin, Inez, dan Estelle saling merundung satu sama lain. Memang di hadapan mata orang lain, batin kita seolah ditelanjangi. Tampaknya ini dipengaruhi kejatuhan masa kanak Sartre, saat ia diejek mirip kodok oleh kakeknya dan sang ibu kembali menikah sehingga Sartre tak lagi jadi poros perhatian ibunya. Di hadapan orang lain yang matanya bahkan tak menyelidik, subtitusi bekerja, menukar posisi Sartre menjadi objek dari pertemuan konkret dengan yang lain.

Setelah lelah dirisak Inez dan Estelle, Garcin meronta supaya dilepaskan dari kamar terkutuk itu. "Buka. Buka, laknat. Aku rela menerima segala-galanya, jepit panas, timah lebur, semua alatmu–segala yang membakar dan merobek. Aku sedia menerima siksaan yang kau berikan. Apa saja, apa saja lebih baik dari derita batin ini. Keperihan yang menyelinap, yang menggigit, dan menggerayangi, mengusap-usap, yang menikam tapi tak pernah cukup dalam (ia mengguncang-guncang pintu). Buka!" Garcin lalu menyadari, neraka fisik lebih baik daripada neraka batin. "Orang lain adalah neraka," ia berkata, matanya mantap memahaki teka-teki kamar itu.