Listen

Description

(1 Maret 2020)

Romo Antonius Adrian Adiredjo, OP

[Bacaan Injil : Matius 4 : 1 - 11

(Hari Minggu Prapaskah ke-1)]

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah". Jika kita menelaah ayat ini, manusia tidak bisa hidup dari roti saja bahkan perlu roti. Hal ini diartikan bahwa manusia juga perlu makanan untuk bertahan hidup. Seperti yang dikatakan dalam doa bapa kami yaitu berilah kami rezeki sehari-hari, dari sinilah kita dapat hidup untuk mempertahankan hidup. Yesus puasa empat puluh hari sempat puluh malam dan Dia lapar, ini merupakan suatu hal yang wajar, kemudian iblis datang untuk mencobai Yesus. Ketika berbicara soal makanan, terkadang kita mencari makanan kesana kesini untuk mencari makanan yang nikmat. Ini merupakan suatu hal yang wajar karena manusia pada dasarnya akan mencari kenikmatan, karena manusia memiliki rasa yang merupakan ciptaan Tuhan yang patut disyukuri. Tetapi, akan menjadi salah ketika hidup kita hanya mengejar kenikmatan saja atau hidup hanya dengan roti saja. Padahal manusia memiliki akal bebas dan  memiliki hidup rohani yang perlu dihidupi juga. Ketika hidup manusia hanya mengejar kenikmatan, maka hidup manusia akan memiliki jarak atau hidupnya akan terbatas, sehingga melupakan bahwa ada hal lain dalam hidup ini yang perlu dicapai. Hal yang terpenting yang harus dicapai adalah hidup rohani karena manusia hidup oleh Allah, untuk Allah, dan akan kembali kepada Allah. Ketika manusia hanya mengejar sebuah kenikmatan duniawi, dan dalam mencapainya itu tidak menggunakan akal bebas, maka manusia telah masuk dalam dosa, karena nikmat telah menjadi candu baginya. Kenikmatan ini dapat sangat berbahaya karena dapat membuat manusia melupakan akal bebasnya dalam melakukan suatu hal dan inilah yang membuat manusia mudah terjatuh kedalam dosa. Maka dari itu, kita harus dapat hidup dalam sabda Tuhan karena kita adalah mahluk spiritual. Melalui sabda Tuhan kita dapat mencari makna hidup untuk hidup dalam tanggung jawab. Ketika manusia hidup dalam tanggung jawab, maka akan mengorbankan kenikmatan duniawi demi hal yang lebih tinggi. Yesus disalib merasakan penderitaan karena Dia telah mengorbankan kenikmatan pribadinya demi mengejar suatu hal yang lebih tinggi yaitu hidup manusia. Inilah suatu nilai yang perlu diperjuangkan yaitu mengorbankan kenikmatan-kenikmatan yang kita rasakan demi mengejar suatu hal yang lebih tinggi. Jika ini dilakukan setiap saat, maka manusia akan merasakan suatu kebahagiaan sejati akibat pengorbanannya yang luar biasa. Disinilah kita harus dapat membangun dimensi akal budi dan rohani agar hari demi hari kita dapat semakin kuat hidup bersama Allah.