Romo Antonius Adrian Adiredjo, OP
[Bacaan Injil : Lukas 14 : 25 - 33
Hari Minggu Biasa ke-23 (8 September 2019)]
“Siapa saja yang tidak memanggul salib-Nya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”. Menjadi murid Kristus bukan suatu perkara yang mudah, karena untuk menjadi murid-Nya kita harus bisa mengasihi, memikul salib, dan harus mampu menciptakan Kerajaan Allah dalam hidup sehari-hari. Kasih merupakan ajaran utama bagi kita sebagai pengikut Kristus, maka kita dituntut untuk bisa mengasihi seperti Kristus. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bagaimana kita dapat mengasihi sesama seperti kita mengasihi Kristus. Dengan mampu mengikuti nilai-nilai yang diajarkan Kristus, maka secara tidak sadar kita telah mencintai Kristus dalam hidup kita. Ketika kita mencitai Kristus, maka kita harus dapat memikul salib-Nya dengan berani berkorban demi mewartakan Kerajaan Allah. Tindakan untuk mewartakan sabda Allah dapat dilakukan dengan cara terlibat aktif dalam kegiatan Gereja untuk menjadi Prajurit Kristus (Laskar Kristus). Inilah hal konkret yang dapat kita lakukan dalam hidup sehari-hari, sebab dalam memikul salib dibutuhkan perjuangan untuk memikul nilai-nilai Kristus. Selain itu pula, kita harus dapat menggunakan apa yang telah dipercayakan atau diberikan Allah kepada kita dengan semaksimal mungkin untuk bisa mewartakan Kerajaan Allah. Kepercayaan yang diberikan berupa akal budi, kemampuan berfikir, kemampuan berkehendak, dan kemampuan kebijaksanaan. Semuanya itu harus dapat digunakan sebagai sarana untuk menjadi pewarta Kristus, agar kita senantiasa bisa menjadi murid Kristus.