Listen

Description

(3 November 2019)

Romo Antonius Adrian Adiredjo, OP

[Bacaan Injil : Lukas 19 : 1 - 10

(Hari Minggu Biasa ke-31)]

Zakheus merupakan seorang pemungut cukai di kota Yerikho dan tentu dia adalah seorang yang kaya. Hal ini tentu membuat ia menjadi orang yang sukses, tetapi semuanya itu tidak membuat ia menjadi bahagia. Sukses adalah target yang bergerak dan ini membuat seseorang tidak akan pernah cukup dalam hidupnya. Kesuksesan terkadang membuat seseorang berbahaya, karena dapat menimbulkan rasa iri hati dari sesamanya. Dalam hidup bermasyarakat terdapat kelas-kelas yang membedakan hidup antar manusia, ada orang penting, orang sukses, orang yang berpengaruh, bahkan ada juga orang yang yang berkekurangan. Biasanya orang yang berkekurangan ini berada dikelas bawah dan terkadang mendapatkan hinaan dari kelas atasnya, tetapi juga bisa sebaliknya. Hal ini seperti hidup Zakheus, meskipun kaya dan sukses ia mendapatkan cap sebagai orang pendosa karena ia telah menekan masyarakatnya agar mereka membayar pajak kepada Zakheus. Hal ini yang membuat Zakheus tidak layak makan bersama Yesus karena dia dikenal sebagai orang pendosa. Jika hidup hanya mengejar kesuksesan maka tidak akan pernah cukup dan tidak akan membuat bahagia. Hal yang dapat kita pelajari dari Zakheus adalah jika kita ingin hidup dipenuhi dengan sukacita harus membuka hati kepada Yesus agar Dia dapat hadir dalam pikiran dan hati kita. Zakheus pun mengejar kebahagiaan tersebut bersama Tuhan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Inilah yang dapat dinamakan dengan kebahagiaan sejati dimana kebahagiaan tersebut melibatkan Tuhan didalamnya.