Listen

Description

(22 Maret 2020)

Romo Antonius Adrian Adiredjo, OP

[Bacaan Injil : Yohanes 9 : 1 - 41

(Hari Minggu Prapaskah ke-4)]

Kita semua merupakan anak-anak terang, sehingga kita juga harus berani hidup dalam keberanian dan sukacita dalam Yesus. Dalam injil dikatakan bahwa orang buta tersebut telah buta sejak lahir, para murid bertanya kepada Yesus bahwa mengapa orang buta ini buta? Apakah karena dosanya atau dosa dari orang tuanya? Tetapi Yesus menjawab bahwa pekerjaan Allah sedang bekerja dalam situasi seperti ini. Ini merupakan jawaban Yesus yang luar biasa karena Ia melihat segala sesuatu yang terjadi merupakan karya Allah yang besar. Dalam hidup sehari-hari, ada masa-masa kita masuk dalam karya Allah yang luar biasa, disisi lain kita juga pernah merasakan situasi gelap dan tidak tahu akan rencana Allah dalam hidup kita. Sekarang kita berada dalam situasi yang mengkhawatirkan karena adanya virus corona yang membuat kita hidup dalam ketakutan. Ini merupakan situasi yang membuat kita hidup dalam kebingungan, Tuhan mengapa harus ada situasi seperti ini? Pada saat situasi seperti ini, kita harus tetap tenang dan jangan panik bahwa Tuhan sedang menghukum atas perbuatan kita. Memang, terkadang Tuhan menghukum atas perbuatan kita sendiri, tetapi semuanya ini tidak selalu. Hari ini Yesus mengingatkan pekerjaan Allah sedang dinyatakan dalam situasi ini. Kita dapat melihat Yesus menyembuhkan orang buta ini, sehingga ia mendapatkan kesempatan untuk merasakan kasih Yesus yang sebenarnya. Ketika Yesus menyembuhkan orang buta tersebut melalui ludah yang dicampur dengan tanah, kemudian diurapinya kepada mata orang buta tersebut. Ini memiliki arti bahwa Yesus ingin menciptakan kembali orang buta ini, sebagai manusia baru. Tidak hanya sembuh secara fisik, tetapi juga ia disembuhkan secara iman sehingga dapat mengenali Yesus sebagai Nabi dan Mesias. Ini menjadi sebuah gambaran bagi hidup kita, bahwa dalam situasi sulit apapun kita harus selalu mengikuti jejak rahmat Allah. Inilah rahmat kesembuhan yang dirasakan oleh orang buta tersebut, tetapi orang-orang Farisi menolak Yesus sebagai Mesias. Artinya, terkadang ketika kita melihat mukjizat terjadi dalam hidup, kita tidak langsung percaya akan mukjizat tersebut, karena adanya mata iman yang tertutup. Hal ini dkarenakan adanya kekerasan dan kesombongan dalam hati kita. Percaya kepada Allah merupakan kunci ketika kita dihadapkan dalam situasi-situasi sulit saat ini. Ini akan membantu Allah dalam bekerja dan kitapun harus membantu Allah dalam menyatakan kasih-Nya dengan selalu peduli kepada sesama. Dalam situasi sulit seperti ini, sebagai kesempatan bagi kita membentuk diri untuk menjadi kuat, agar dalam situasi apapun kita selalu bergantung kepada kekuatan Allah karena kita adalah anak-anak terang.