Listen

Description

(05 April 2020)

Romo Antonius Adrian Adiredjo, OP

[Bacaan Injil : Matius 21 : 1 - 11 dan Matius 26 : 14 — 27 : 66

(Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan)]

Ketika Yesus memasuki kota Yerusalem ada banyak orang yang mengeluk-elukan Dia. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa karena Yesus datang dalam nama Tuhan. Mereka berharap bahwa Yesus akan menjadi penyelamat mereka yaitu Sang Juruselamat yang membebaskan dari perbudakan. Yesus yang diharapkan datang sebagai penyelamat, tetapi mengapa pada akhirnya Ia harus rela mati di kayu salib. Ini merupakan suatu hal yang kontras tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang-orang. Hal ini dikarenakan Ia hidup sebagai manusia yang taat pada kehendak Bapa-Nya. Yesus merupakan rupa Allah yang hidup sehingga Ia adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Melalui mukjizat-mukjizat Yesus yang luar biasa, tidak heran jika orang-orang Yerusalem menyambut Dia karena diyakini datang sebagai pembawa penyelamat. Namun, apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan atau keinginan mereka tidak sesuai dengan rencana Allah. Dalam situasi sulit seperti ini, kita bingung dan ketakutan karena tidak ada kepastian kapan semuanya ini akan berakhir. Kita senantiasa berpikir bahwa apa yang menjadi keinginan kita harus terjadi dan tentunya ini bukan rencana Allah. Rencana Allah akan senantiasa membawakan keselamatan, tapi yang menjadi masalah apakah kita mau menunggu-Nya atau tidak. Ketika Yesus masuk ke Yerusalem Ia telah mengosongkan diri-Nya dengan rendah hati yang datang menggunakan keledai. Yesus tidak datang menggunakan kuda yang siap berperang, tetapi menggunakan keledai yang artinya membawa kedamaian. Ini menandakan bahwa Ia taat sampai mati kepada kehendak Bapa-Nya sebagai raja damai. Dalam situasi seperti ini, kita diundang untuk berpasrah dengan berani menahan diri agar tidak keluar rumah dan taat pada aturan-aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, dalam kerangka mengatasi situasi sulit sekarang ini. Ketika kita senantiasa hidup dalam rencana Allah, maka kita pun akan ditinggikan seperti Yesus yang ditinggikan oleh Bapa-Nya karena ketaatan-Nya. Ini bukan suatu hal yang mudah karena kita harus mensucikan diri sepenuhnya dengan berani mendekatkan kepada yang Ilahi. Tugas kita sekarang adalah hiduplah dalam rencana Tuhan, karena sungguh Ia sangat mencintai kita, karena dengan iman yang kuatlah kita akan dikuatkan dalam menghadapi situasi sulit seperti ini.