Roman "Belenggu" (1940) karya Armijn Pane terbit pada masa pergerakan di mana ketika itu karya sastra kerap digunakan untuk alat pembentukan kesadaran nasionalisme. Tapi roman tersebut bukan hadir sebagai alat perjuangan, melainkan hasil ekspresi pengarang yang bebas. Bersama Sudibyo (akademisi sastra) dan Zen Hae (sastrawan), episode kali ini membahas roman "Belenggu" dan situasi kesusastraan Indonesia pada masa itu. Simak juga pembacaan petikan roman "Belenggu" oleh Anton Effendi (Kelas Akting Salihara).