Ketika kesusastraan pada 1920-an berada di bawah kontrol pemerintah kolonial dan rezim Balai Pustaka, kemunculan karya-karya sastrawan Tionghoa Peranakan yang ditulis dengan bahasa Melayu Pasar dianggap sebagai “bacaan liar”. Di episode ini Didi Kwartanada (sejarawan) dan Ayu Utami (sastrawan) membahas serba-serbi karya-karya penulis Tionghoa Peranakan yang juga turut membentuk keindonesiaan. Simak juga pembacaan petikan novel Drama di Boven Digoel karya Kwee Tek Hoay oleh Rizal Iwan (Kelas Akting Salihara).