Orang yang matang, dewasa, sudah selesai dengan dirinya. Ia tidak mementingkan dirinya sendiri. Mengejar ambisi sudah menjadi cerita masa lalu. Ia rela berbagi hidup dengan yang lain,
melihat bahwa yang ia miliki bukanlah kepunyaannya sendiri.
Ia percaya ada kuasa yang lebih tinggi, yang berdaulat atas hidupnya. Yang memiliki rancangan yang lebih indah ketimbang pertimbangannya sendiri. Dan kita dapat menyebutnya, hamba Tuhan.
Hamba Tuhan bukan profesi tapi panggilan hati. Tidak ditentukan dari jubah yang dikenakan atau dimana ia melayani. Tuhan tidak pernah memandang kasta, manusialah yang membuatnya. Semua manusia dipandang-Nya berharga.