Listen

Description

Dibacakan oleh Putri Purnomo

-

Pada 1970-an, novel populer mulai semarak dari tangan para wanita pengarang di Indonesia, Aryanti muncul dengan novel pendek Selembut Bunga (1978). Sebelum itu, masyarakat tidak mengenal nama Aryanti. Setelah Selembut Bunga memenangkan Hadiah Buku Utama, juri menginginkan berkas yang menyertai Selembut Bunga dibuka, maka diketahuilah bahwa Aryanti adalah nama samaran dari Prof. Dr. Haryati Soebadio, Dirjen Kebudayaan RI ketika itu. Setelah itu, baik karya fiksinya maupun sosoknya mendapat publikasi yang luas di berbagai media massa di Tanah Air.

Dalam tiga novel pertama, Aryanti membangun cerita populer dengan pandangan-pandangan yang agak serius, antara lain bagaimana perempuan dunia ketiga berjuang dalam kondisi kultur lokal (Jawa), kosmopolitan dan global dengan peran dan status laki-laki yang dominan dan superior. Ia memilih tema itu membedakan diri dari arus besar penulisan novel selalu asmara dan perkotaan.

Pendapat HB Jassin atas karyanya dan selaku juri dan kritikus sastra: “… saya menyukai karena bermain dalam suatu niveau atau kalangan yang jarang digarap oleh pengarang kita. Keterpelajarannya juga menarik buat saya.”

Sampai karya novelnya yang ke-2 dan ke-3, Haryati Soebadio masih menggunakan nama Aryanti, ia memang tak seproduktif Marga T dan Mira W tapi memberi selera beda di penulisan sastra masa 1970-an.