Listen

Description

Saat Turut serta membacakan “Ode November - Umbu Landu Paranggi (yogyakarta 1966) “ dalam peringatan ulang tahun beliau, 10 Agustus kemarin, ah ode november.
Ode sendiri adalah syair pujian, dalam interpretasi pasar pikiran saya, ode ini dibuat dan dipersembahkan oleh Umbu untuk para pejuang kemerdekaan di surabaya 10 november dulu makanya “november”.
Kawan dan juga kakak mengatakan begini “Memang harus puluhan ratusan kali dicoba sih. Aku kan sejak beliau berpulang itu mulai baca ini terus menerus. Menjiwai kata per kata. Memberinya ruh tiap kata”
Ah ya sebelumnya saat membacakan puisi ini jujur, saya menangis di setiap bait dan kalimat tanpa henti. Saya membaca dan terus membayangkan pasuryan beliau dalam sekelebat ketika di Umah Wisanggeni dulu. Pada kalimat “ meskipun kita pernah dan tak pernah berjumpa” dan “walaupun kita pernah dan tak pernah berjumpa” seakan memberi pesan sewaktu itu pada yang sudah dan tak pernah bertemu”. Dan pada kalimat “Tapi Janganlah diatas nisan kami KALIAN BERBUSUNG DADA!!!
Dalam pidato dan Pujian Kosong lalu berbangga!!!” Waah luar biasaaaaaa

Itu sangat nyata bisa kita saksikan wah terlalu terbawa emosi memang daku, payah!!!
~ah pengin nangis lagi

Edit : terdapat kesalahan membaca pada bagian “selamat tinggal adik-adik” seharusnya “selamat datang adik-adik” juga pada bagian saksian dan dengarkan kekurangan kalimat “bendera merah putih yang berkibar hari ini” versi benernya di ig @gendhiiiiiiis