“Ku Perlu Kau Tiap Waktu” menunjukkan kepada kita bahwa manusia itu rapuh. Karena dosa, hidup manusia menjadi sia-sia, rapuh, dan fana. Kita harus mengakui bahwa kita rapuh, lemah, dan mudah hancur. Betapa mudahnya kita gagal! Tidak ada seorang pun yang berani bermegah bahwa minggu yang akan datang dia pasti masih hidup. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dengan esok hari. Kita harus jelas terhadap perkara ini, yaitu hakiki kita sebagai manusia di dunia ini adalah rapuh.Karena kita rapuh kita maka dalam segala hal kita tidak seimbang , sering berubah – ubah , sering berat sebelah dalam hal – hal atau urusan tertentu , sedikit perkara yang menyedihkan bisa membuat kita khawatir; sedikit perkara yang menakutkan bisa membuat kita cemas dan gelisah. tidak tahan terhadap sedikit godaan atau pencobaan.