*Karakter Keluarga*
Efesus 5:22-33
Karakter Keluarga diawali dari pihak isteri yakni tunduklah kepada suami dalam bahasa Yunani "hupotaso" yang memiliki empat makna yaitu tunduk, rendahkanlah dirimu, takluk dan dalam asuhan.
Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa contoh:
1. "Tunduklah" merupakan perintah pasif, maka ketika isteri menghadapi suami haruslah isteri tunduk atau mengikuti kata / anjuran suami, itu berarti suami yang aktif.
2. Ketika suami mengusahakan sesuatu dengan idenya agar isteri bahagia maka isteri haruslah merendahkan diri berarti mengiyakan tanpa protes.
3. Ketika suami memiliki suatu kebiasaan yang membuat isteri memiliki kebiasaan baru maka isteri haruslah takluk bukan menolak hanya karena alasan sudah memiliki kebiasaan sendiri.
4. Ketika isteri memiliki karakter yang belum dibereskan maka suami perlu memantau dan menasihati supaya isteri mengalami perubahan yang lebih baik.
Itu berarti saat berkeluarga bukan berarti isteri semakin bebas dan tidak mau diatur melainkan harus dalam asuhan suami. Dengan demikian ketika isteri tunduk kepada suami maka isteri telah menghormati suami. Oleh sebab itu, isteri pandanglah Tuhan yaitu firman Tuhan agar dapat tunduk dan menghormati suami.
Hukum untuk isteri "hupanros" dalam bahasa Yunani yakni isteri terikat oleh hukum dengan suaminya itu berarti apapun yang dilakukan isteri harus seizin suami dan isteri hanya boleh diatur oleh suami.
Jadi, cinta dalam hubungan suami isteri adalah kebersamaan "mati hidup bersama-sama" dengan demikian terciptalah keharmonisan.
Setelah isteri tunduk kepada suami maka secara simultan suami mengasihi isteri. Sama seperti Kristus mengasihi jemaat maka suami mengasihi isteri. Kasih Kristus kepada jemaat adalah menyucikan dan menguduskan dosa dan kesalahan jemaat melalui air yaitu baptisan dan firman yaitu pengajaran-Nya. Yesus Kristus mendidik dan menegur jemaat ketika melakukan kesalahan supaya jemaat-Nya mengalami perubahan dan hidup kudus demikianlah suami harus mendidik isteri untuk mengalami perubahan yang baik. Isteri pun juga bisa menuntun suami jika suami dalam kondisi lemah.
Suami melakukan peranan aktif dalam bahasa Yunani "agapate" maknanya mengasihi dan menyukai. Mengasihi dalam pengertian rohani yakni betul-betul dirasakan dalam hati, menyukai dalam pengertian fisik yakni terwujud dalam tindakan. Contoh: sesibuk apapun suami dalam pekerjaan haruslah mendampingi isteri saat proses melahirkan atau kepada hal yang lainnya.
Jadi, kunci utama permasalahan dalam berumah tangga bisa terjadi karena ada salah satu yang tidak taat. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk memperhatikan dan membangun karakter bersama-sama dengan pasangan.