Listen

Description

Selamat Pagi, kembali lagi di podcast Belajar Lebih Baik. Dengan saya, Wahyu, temen ngopi Anda.
Ada cerita dari relasi, mengenai kenalannya yang punya masalah usaha. Yang bersangkutan ini membuat dan menjual kue. Kalau dilihat dari luar sih lancar, banyak pesanan, lapaknya rame. Tapi di sisi lain, dia juga sering memiliki masalah keuangan, sampai lapaknya dilepas dan dia pindah ke lokasi lain.
Yang namanya usaha, masalah atau tantangannya bisa bermacam-macam. Kalau dari sisi produk, kadang ada usaha yang produknya memang kurang bersaing, tapi kue buatannya ini termasuk enak lho. Kalau dari sisi modal, ada juga usaha yang berat beli bahan dsb, tapi yang ini modal awalnya juga ok, cukup cukup saja. Kalau dari sisi pasar, kadang ada usaha yang sulit membuka pasar, tapi yang ini laku banget, langganan banyak.
Usut punya usut, ternyata masalahnya di management atau pengelolaannya, dan secara spesifik di pengelolaan keuangan.
Iya, memang klasik, seringkali usaha yang potensinya bagus mengalami kesulitan karena masalah pengelolaan keuangan. Begitu pegang uang hasil penjualan, rasanya pengen belanja ini itu, jajan ini itu, dsb, sampai jadinya nombok. Terus besoknya pinjam uang dulu untuk beli bahan, kemudian penjualan bagus, dan hutang ditutup. Tapi lusanya kembali lagi, hasil penjualan yang harusnya diputar terpakai untuk hal lain yang kurang prioritas.
Nah, kalau dari ngobrol dengan kenalan yang juga punya usaha, ada beberapa hal yang bisa dicoba untuk memperbaiki pengelolaan keuangan :
1. Pisahkan dana usaha dari dana pribadi / rumah tangga
Gunakan dompet terpisah, kotak terpisah, rekening terpisah, dsb. Tujuannya agar terkontrol kondisi realnya apakah untung atau rugi dari usaha   tersebut. Kalau dicampur, seringkali tidak ketahuan kalau sebenarnya untung, dan berapa nilainya. Atau bisa juga, tidak ketahuan kalau sebenarnya rugi, dan perlu dievaluasi usahanya
2. Lakukan pencatatan keuangan usaha
Memang sih, catat mencatat itu boring, tapi tetap sebaiknya dilakukan. Pemasukan usaha apa saja dan berapa, pengeluaran juga. Bisa dengan kertas, buku, komputer, atau apps di smartphone. Tujuannya agar terkontrol berapa dana masuk, berapa yang keluar, dan berapa modal terakhir
3. Belajar pengelolaan keuangan
Kita bisa belajar dari banyak sumber, ada banyak buku, website, blog, dsb. Tapi sebagai catatan, hati-hati dengan modus pengelolaan yang berkedok "cara kaya instan".
By the way, untuk usaha kue tadi, akhirnya dihandle pengelolaan keuangannya oleh saudaranya (sambil ybs beajar pengelolaan keuangan) dan saat ini   sudah dalam kondisi yang membaik. Usaha jalan,  profit masuk, modal aman, dan lancar jaya.
Itu saja untuk kali ini. Stay safe, tetap semangat, jangan lupa bahagia.
Sampai   ketemu di episode berikutnya