Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 11 April 2025
Bacaan:
"Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir." (Amsal 18:4)
Renungan:
Pada suatu malam di bulan April 1961, Presiden John F. Kennedy memanggil beberapa orang penasihat terdekatnya untuk berkumpul di ruang kabinet. Kennedy mengumpulkan mereka untuk membicarakan bagaimana mewujudkan visinya, agar astronot Amerika bisa sampai ke bulan.
Untuk mencapai visi itu, maka dikumpulkanlah para ilmuwan Amerika. Kemudian para ilmuwan mempresentasikan hal-hal yang berkenaan dengan pengiriman astronot ke bulan. Setelah itu para ilmuwan membuat target bahwa 10 tahun kemudian mereka akan mengirimkan astronot Amerika ke bulan. Mega proyek itu memerlukan dana sebesar US $40 milliar. Kennedy menyetujui semua rancangan dan anggaran dana, walaupun para ilmuwan itu tidak menjamin bahwa mereka akan berhasil mendaratkan astronot Amerika di bulan. Lima belas menit setelah pertemuan itu selesai, Kennedy mengumumkan hal itu kepada rakyat Amerika lewat pidatonya yang terkenal, "Kita akan pergi ke bulan." Kennedy tidak tahu bagaimana teknik mengirim astronot Amerika ke bulan, tetapi dia yakin bahwa negaranya pasti bisa mendaratkan astronot di bulan. Karena itu, dengan kemampuannya Kennedy menghimpun, memotivasi, dan membiayai para ilmuwan yang lebih tahu secara teknis bagaimana mengirim astronot sampai ke bulan. Kennedy mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menghimpun dan memotivasi orang lain, sehingga akhirnya Neil Armstrong, menjadi astronot Amerika pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di bulan pada hari Minggu, 20 Juli 1969. Keberhasilan Neil Armstrong sampai ke bulan merupakan bukti nyata betapa besarnya pengaruh motivasi yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada orang-orang yang dianggapnya mampu untuk mewujudkan visinya.
Setiap pemimpin seharusnya menjadi seorang motivator yang mau berpikir dan berani bertindak seperti Kennedy. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk melihat jauh ke depan. Seorang pemimpin tidak boleh cepat putus asa, tetapi ia harus memiliki semangat juang yang mampu memotivasi bawahannya. Itulah yang dilakukan Musa kepada Yosua. Musa memotivasi Yosua untuk maju memimpin bangsa Israel merebut dan memasuki tanah Kanaan. Musa telah memberikan semangat dan keyakinan kepada Yosua serta seluruh bangsa Israel, bahwa Allah menyertai mereka untuk merebut tanah Kanaan.
Menjadi berkat untuk orang lain tidak harus dalam bentuk materi, tetapi juga dapat dalam bentuk pemberian nasihat dan motivasi. Setiap orang memerlukan motivasi untuk mencapai cita-cita mereka. Dan setiap pemimpin harus belajar mengembangkan kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar bawahannya terus bersemangat untuk meraih cita-cita mereka. Jangan pernah membiarkan bawahan kita bekerja tanpa semangat untuk mencapai hasil yang maksimal. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, pakailah mulutku sebagai mulut-Mu sendiri sehingga aku mampu memberikan motivasi dan kekuatan kepada orang-orang yang sedang berbeban dan mempunyai masalah, sehingga mereka boleh dikuatkan untuk semakin percaya pada kuasa-Mu. Amin. (Dod).