Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 11 November 2022

Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-raja 19:3-4)

Renungan:

    Pernahkah kita kehilangan kekuatan iman ketika diperhadapkan pada suatu keadaan yang tidak terlalu genting? Seringkali kita menghadapi situasi sulit yang sangat menantang iman dan mampu melewatinya dengan iman yang terfokus pada Tuhan. Namun ada kalanya kita mengalami kekhawatiran dan ketakutan hanya karena persoalan kecil. Di gunung Karmel, Elia menantang raja Ahab beserta 400 orang nabi Baal untuk membuktikan kehebatan Tuhan. Elia mengucapkan doa yang super beriman, "Ya Tuhan, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah .... dan bahwa aku ini hamba-Mu .... Jawablah aku, ya Tuhan, supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah." Lalu turunlah api menyambar habis korban bakaran Elia dan ia membunuh ke 400 nabi Baal tersebut. Namun keesokan harinya, ia lari ketakutan ketika mendengar ancaman Izebel, dan berkata, "Cukuplah itu! Sekarang, ya Tuhan, ambilah nyawaku." 

    Elia berdiri teguh di puncak gunung Karmel mendeklarasikan fokus dan kekuatan imannya kepada Tuhan dan meyakini 100% akan jawaban doanya. Namun imannya jatuh seketika di titik nol hanya karena ancaman seorang perempuan. Ia menjadi putus asa dan ingin mati rasanya. Demikian pula Abraham, yang melakukan hal yang sama ketika ia berbohong tentang Sarah di hadapan Firaun karena berusaha menyelamatkan nyawanya. Daud yang menuliskan pujian yang indah tentang kesetiaan Tuhan yang besar dalam hidup nya, namun juga menyerukan, "Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?" Musa yang menjadi pemimpin besar, yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dengan perbuatan tangan Tuhan yang besar, namun ia pun berseru-seru kepada Tuhan ketika berada di Masa dan Meriba, "Apakah yang akan kulakukan pada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu." 

    Nabi Elia, Raja Daud dan Musa adalah pahlawan-pahlawan iman yang dipakai oleh Tuhan untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya, akan tetapi hal ini tidaklah menjadikan mereka manusia super rohani tanpa kegagalan. Dengan demikian kita tidak perlu berkecil hati ketika tapak perjalanan iman kita seperti grafik yang menurun secara drastis. Saat-saat kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan tidak mampu kita halau, apakah yang harus kita lakukan selanjutnya? Nyatakanlah kepada Tuhan segala kelemahan iman kita dan tetaplah berdiri di gunung Tuhan. Dengan kata lain, iman kita boleh limbung namun tidaklah mati. Demikianlah Tuhan berkata setelah Elia menyampaikan ketakutannya, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Kita tidak berdiam diri ketika kondisi iman kita tercekik, namun kita harus bangkit dan meraih kekuatan Tuhan untuk menjalani hari-hari yang penuh tantangan dan menyadari Tuhan selalu setia di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, aku mohon kekuatan untuk bisa bangkit ketika imanku runtuh, sehingga aku sanggup menapaki jalan kehidupanku sampai akhir. Amin. (Dod).