Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 16 September 2022

"Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3) 

Renungan:

   Di dalam kitab 2 Samuel 1:16, tertulis, "Dan Daud berkata kepadanya: Kau tanggung sendiri darahmu, sebab mulutmulah yang menjadi saksi menentang engkau, karena berkata: Aku telah membunuh orang yang diurapi Tuhan." Itulah salah satu contoh seseorang yang mengalami celaka karena tidak bisa menjaga mulutnya. Untuk itu, tidak heran kalau kemudian penulis Amsal menasihati supaya kita menjaga mulut kita. Amsal 13:3 menegaskan bahwa orang yang bisa menjaga mulutnya, maka dia akan memelihara nyawanya, sebaliknya, siapa yang tidak bisa menjaga mulutnya, maka dia akan ditimpa kebinasaan. Bukan kebetulan kalau penulis Amsal menasihati kita seperti itu, karena dia adalah orang yang berhikmat, yang tentu berhikmat juga di dalam berkata-kata. Kata "nyawa" sama artinya dengan "nafas" yang menunjuk kepada hidup seseorang. Dengan demikian Siapa yang menjaga mulutnya, dia akan memelihara hidupnya. 

    Mari kita perhatikan tentang seseorang yang terpelihara hidupnya karena kata-katanya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Ia adalah Daud. Daud ketika dalam pelarian, baik ketika dikejar oleh Saul maupun ketika dikhianati Absalom, dia disambut di mana-mana dan orang banyak menyokong makanan dan minumannya. Bahkan banyak orang yang rela mengikutinya. Itulah salah satu sisi dari apa yang dikatakan dengan memelihara nyawanya. Orang yang tidak memelihara perkataannya akan mengalami kehidupan yang buruk. Dengan demikian sangat jelas bagi kita bahwa kehidupan orang yang menjaga perkataannya akan lebih baik hidupnya daripada orang yang tidak menjaga perkataannya. 

    Disadari atau tidak, ketika kita mengeluarkan kata-kata yang tidak benar atau bahkan kata-kata yang menyakitkan orang lain, kita akan menjadi orang yang tidak disenangi. Terlebih ketika kita suka menyebarkan berita yang tidak benar atau menggosip dan memfitnah, kita pasti akan dibenci orang lain. Itu pasti akan berdampak pada kehidupan kita. Bisa saja orang yang sakit hati karena perkataan kita akan mencelakai kita. Kalau tidak seperti itu, sangat mungkin kita tidak akan ditolong ketika mengalami kesulitan. Orang tidak lagi peduli kepada kita dan ini akan semakin menyulitkan kehidupan kita. Oleh sebab itu, mari kita berusaha untuk menjaga mulut dan bibir kita, supaya apa yang kita katakan adalah hal-hal yang baik dan benar serta memberkati sesama kita. Dengan perkataan yang baik, kita bukan saja membangun orang lain, tetapi sekaligus juga memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk bisa menahan mulutku dari mengatakan hal-hal yang tidak benar. Amin. (Dod).