Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 19 Januari 2024

Bacaan:

"Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri." (Filemon 1:17)

Renungan:

Selesai mengikuti Misa seorang pemuda menemui Pastor. Pemuda itu menceritakan kalau delapan bulan lalu ia menerima Yesus dan dibaptis. Sejak hari itu ia tidak lagi menonton film porno, suka berbuat kebaikan dan bersemangat melayani. Namun ada satu hal yang dirasanya begitu sulit untuk dilakukan, yaitu mengampuni ayahnya. "Apakah pertobatan saya tidak sejati?" tanya pemuda itu. Pastor tersenyum. "Bukan tidak sejati, hanya saja kamu belum dewasa secara rohani," kata Pastor sambil menepuk pundak pemuda itu.

Salah seorang yang bertobat karena pelayanan Paulus adalah Filemon. Filemon adalah seorang terkemuka yang menjadi anggota jemaat di Kolose. Buah pelayanan Filemon kepada jemaat Tuhan tidak diragukan lagi, sampai-sampai Paulus sendiri bersaksi menuliskan: "Hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku." (Flm. 1:7) Filemon mempunyai seorang hamba bernama Onesimus. Setelah mencuri uang darinya, hamba itu melarikan diri ke Roma. Bukan kebetulan Onesimus kemudian bertemu dengan Paulus kemudian bertobat. Beberapa waktu kemudian, beserta sepucuk surat, Paulus mengirim Onesimus kembali kepada Filemon. Melalui surat tersebut Paulus meminta kesediaan Filemon untuk menerima kembali Onesimus, hamba yang bersalah itu, bukan sebagai hamba, melainkan saudara yang kekasih di dalam Kristus. Tentu Paulus mengerti permintaannya itu bukan perkara mudah bagi Filemon. Namun melalui permintaannya, Paulus seolah meminta kepada Filemon mendemonstrasikan kedewasaan rohaninya dengan mau mengampuni dan menerima kembali hamba yang telah bersalah kepadanya.

Salah satu tanda kedewasaan rohani adalah kesediaan untuk mengampuni. Faktanya, mengampuni itu tidak mudah. Pengikut Kristus yang kerohaniannya masih bayi atau anak-anak sulit melakukannya, namun seorang yang dewasa rohaninya mampu. Hal ini dikarenakan seorang yang dewasa secara rohani tidak lagi berfokus kepada dirinya sendiri (luka-luka di hati), tapi kepada perkara-perkara di kehidupan kekal. Nah, bagaimana dengan kita? Tunjukkan kedewasaan kita dengan memberikan pengampunan pada sesama. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, bukalah hatiku agar saat ini aku mau mengampuni seseorang yang telah menyakiti hatiku. Hancurkanlah kekerasan hatiku dan gantilah dengan rahmat kerendahan hati untuk mau mengampuninya. Amin. (Dod).