"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18)
Renungan:
Ada seorang anak SMA yang pernah mengalami stres berat sampai ke ubun-ubun karena ia gagal mengerjakan ujian satu mata pelajaran penting yang merupakan pelajaran jurusan. Sesuai dengan peraturan sekolah, kalau dapat nilai merah untuk mata pelajaran tersebut, ia tidak akan bisa naik kelas. Masalah ini begitu menekannya yang mengakibatkan otaknya terasa sakit kalau dipakai untuk berpikir. Setelah kesempatan yang diberikan untuk mengerjakan ujian tersebut habis, dengan rasa kesal ia meninggalkan ruangan kelas dan pulang. Sepanjang jalan ia mengomel karena kesal terhadap guru yang membuat ujian tersebut. Perasaan tertekan ini ia rasakan sejak ia keluar dari dalam kelas sampai di rumah. Begitu sampai di rumah ia langsung menyiram kepalanya dengan air supaya terasa dingin, tetapi rasa tertekan tersebut tidak hilang juga. Setelah itu ia berdoa supaya Tuhan mengangkat rasa sakit tersebut dari otaknya. Selesai berdoa tetap tidak ada perubahan, akhirnya ia mencoba untuk tidur tapi tidak bisa. Sambil menahan rasa sakit ya berseru kepada Tuhan, "Tuhan, tolong. Tuhan, tolong." Setelah berkata begitu Tuhan menggerakkan hatinya untuk mengucap syukur. Dengan taat yang menuruti dorongan tersebut. Ia mengucapkan kata-kata ucapan syukur kepada Tuhan. Kata-kata ini tidak hanya diucapkan dalam hati tetapi sampai keluar dari dalam mulutnya. Ia mengucap syukur buat segala sesuatu dari peristiwa-peristiwa yang layak disyukuri sampai kepada peristiwa-peristiwa yang tidak layak untuk disyukuri termasuk kegagalannya dalam mengerjakan soal-soal ujian hari itu. Belum satu menit ia mengucap syukur kepada Tuhan, ia merasa sakit di kepalanya sedikit demi sedikit mulai berkurang. Setelah itu ia menyanyikan lagu puji-pujian syukur kepada Tuhan sampai rasa sakit di kepalanya hilang sama sekali. Walaupun ia masih mengingat masalah tersebut tetapi ia tidak merasa tertekan lagi. Sementara ia mengucap syukur dan menyanyi, ia merasakan damai sejahtera dalam hatinya dan ketenangan dalam pikirannya. Peristiwa itu menjadi pelajaran yang sangat berharga baginya bahwa sungut-sungut mendatangkan penyakit tetapi ucapan syukur mendatangkan kesembuhan.
Pernahkah terpikir oleh kita bahwa kita bisa menyembuhkan sejumlah besar penyakit terutama penyakit emosional dengan terapi mengucap syukur? Mengucap syukur lebih baik daripada obat penenang apapun yang dapat kita konsumsi. Mengucap syukur berarti memupuk iman dengan janji Tuhan. Iman dan pengharapan ini karena dilabuhkan kepada Kristus, pasti akan menghasilkan damai sejahtera yang besar. Itu adalah pemberian dari hati Yesus kepada hati dan pikiran para pengikutnya yang mau mengucap syukur. Itu adalah anugerah yang tidak bisa dibeli dan tidak pernah bisa diberikan orang lain, yang dampaknya begitu besar bagi kesehatan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena engkau sudah mencukupi segala kebutuhanku setiap hari. Mampukan aku untuk selalu mengucap syukur atas setiap peristiwa yang Kau izinkan terjadi di dalam hidupku ini. Aku percaya ucapan syukurku akan mendatangkan kesembuhan bagi sakit penyakit jasmani dan rohaniku. Amin. (Dod).