Listen

Description

"Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7) 

Renungan:

   Ada seorang ibu yang memiliki seorang anak. Sewaktu anaknya masih kecil, jika ia menginginkan sesuatu maka ia akan berusaha dengan terus meminta sampai mendapatkannya. Entah sudah berapa banyak mainan yang diberikan oleh ibunya. Pada suatu hari dia meminta mainan, dan ibunya sudah bertekad tidak akan memberikannya. Dalam sehari entah berapa kali anaknya meminta tanpa mengenal lelah, dan sang Ibu terus berkata 'tidak'. Suatu hari ketika bangun dan membuka mata, kalimat pertama yang ia ucapkan adalah, "Bolehkan, Bu? Kalimat itu benar-benar menggugah hati sang Ibu. Sang ibu melihat betapa anaknya merindukan mainan tersebut, sampai hal itu terbawa mimpi, sehingga ketika bangun hanya kalimat itu yang ingin diucapkan. Hati orang tua mana yang tidak akan tergugah melihat kesungguhan anaknya dalam meminta dan kerinduannya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan? Hati manusia saja bisa merasakannya, apalagi Tuhan. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga!" (Mat 7:11). 

   Istilah berseru siang malam yang digunakan oleh Yesus, tidak hanya mengacu pada penggunaan waktunya. Tetapi sedang mengajarkan kita tentang sebuah ketekunan dalam berdoa. Berdoa siang malam adalah berdoa terus-menerus sampai Tuhan menjawab. Kita memenuhi setiap sudut surga kediaman Tuhan dengan gema doa-doa kita. Dalam Injil Matius, Yesus menamainya doa meminta, mencari, dan mengetuk. Dan tidak akan berhenti sebelum diberi, mendapatkan, dan pintu dibukakan. Daud dan nabi Mikha menamainya dengan 'doa menunggu-nunggu'. "Perhatikanlah teriakku minta tolong, ... dan aku menunggu-nunggu (Mazmur 5:3-4). "Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu Tuhan....." (Mika 7:7). Namun demikian belajar menunggu-nunggu di hadapan Tuhan adalah pelajaran yang tidak mudah dalam perjalanan hidup kekristenan kita. Kita sering terdampar dan terkapar dalam keputusasaan, tekanan dan kegelisahan di dalam jiwa kita, sehingga jiwa kita pun akan menjerit bersama Daud di hadapan Tuhan, "Berapa lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku terus menerus? ...Aku berseru tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. (Mazmur 13:2-3; 22:2). 

   Bukankah kata-kata ini sering menghiasi doa kita? Tapi percayalah, ada berkat yang menanti, ketika kita belajar untuk memanjatkan doa menunggu-nunggu. Kita akan melihat keperkasaan Tuhan melepaskan kita dari kesesakan, menikmati mukjizat kuasanya, bertambah kuat dalam iman, Karena Tuhan tidak pernah mengecewakan. Kita akan melihat bahwa Dialah Tuhan yang layak kita percayai ketika kabut kelam menutupi jalan kita, asalkan kita terus memercayainya. Kemampuan manusia memang terkungkung dalam batasan waktu, namun Tuhan tidak terbatas pada ruang dan waktu. Saat kita sudah berdoa disertai kesabaran, maka bagian Tuhan yang akan menjawab pada waktunya. Lelah sudah pasti, namun jangan kita berhenti karena berkat yang menanti akan jauh melampaui kelelahan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk tetap setia berdoa dan menanti-Mu muncul sebagai Pahlawan yang memberikan kemenangan dan membuat segalanya menjadi indah pada waktunya. Amin. (Dod).