Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 23 September 2022
"Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar." (Markus 7:28-30)
Renungan:
Mungkin pernah terlintas pertanyaan di dalam hati kita, mengapa doa-doa kita begitu lama dijawab oleh Tuhan? Mungkin cara kita yang salah dalam berdoa, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Yakobus? Hari ini kita akan mempelajari satu hal lain dari kisah perempuan Siro Fenisia ini yang tentunya menarik untuk kita perhatikan. Ketika Yesus berkata, "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing," sebagai perkataan terakhir-Nya untuk melihat reaksi akhir dari kegigihan perempuan Siro Fenisia ini, maka dengan kerendahan hatinya perempuan ini pun menjawab, "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuanya." Perempuan ini sadar betul bahwa sebagai orang non Yahudi, berkat Tuhan memang tidak diperuntukkan baginya, sehingga Ia memang tidak selayaknya menerima berkat itu. Oleh karena itu, dalam sepanjang kisah ini, kita terus melihat perempuan ini memohon dan bukan menuntut atau mengklaim berkat Tuhan itu.
Ada perbedaan antara memohon dengan menuntut atau mengklaim. Memohon adalah meminta dengan hormat atau berharap supaya mendapat sesuatu. Itulah yang dilakukan oleh perempuan Siro Fenisia ini, sekalipun ia terlihat begitu gigih memperjuangkan kesembuhan bagi anaknya, namun sikap hatinya tetap merendah di hadapan Tuhan. Berbeda dengan memohon, sikap menuntut atau mengklaim lebih mengetengahkan sikap hati yang merasa berhak untuk mendapatkan berkat Tuhan.
Disadari atau tidak, seringkali kita datang kepada Tuhan tidak dengan cara memohon melainkan menuntut. Tuhan kita jadikan sebagai pribadi yang berhutang kepada kita, sehingga setiap kali kita meminta, sepertinya Tuhan wajib memenuhi permintaan kita itu. Jika tidak, kita akan marah dan kecewa, mogok ke gereja, mogok baca Alkitab atau bahkan berpaling dari iman kepercayaan kita kepada-Nya. Hari ini, mari, sekali lagi kita mengambil pelajaran berharga dari perempuan Siro Fenicia ini yang tahu bahwa apa yang dimintanya kepada Tuhan bukanlah miliknya atau haknya, sehingga ia memohon dengan sangat agar Tuhan membagikan kasih karunia yaitu walaupun hanya sedikit atau remah-remahnya saja. Ingatlah bahwa kita ini adalah orang-orang tebusan yang oleh karena kasih karunia Tuhan dilayakkan untuk menerima berkat-berkat yang Tuhan sudah janjikan. Dudukanlah diri kita pada posisi yang benar dan dudukan Tuhan pada tempat yang memang layak bagi-Nya, yaitu sebagai Tuhan pencipta kita, sumber segala berkat yang kita butuhkan untuk kehidupan kita, bukan toko berkat yang harus melayani kita Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini aku selalu menuntut-Mu untuk melakukan apa yang menjadi kehendakku. Amin. (Dod).