Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 24 Maret 2023
Bacaan:
"Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Matius 21:31)
Renungan:
Seorang ayah memunyai dua orang anak dengan karakter yang berbeda. Anak yang sulung selalu berkata ya, pada perintah-perintah sang ayah, tetapi anak yang bungsu seringkali menjawab tidak, pada perintah-perintah sang ayah. Suatu hari sang ayah berkata kepada si sulung, "Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini di kebun anggur kita. "Anak sulung itu menjawab, "Ya, bapa." Anak sulung itu menjawab "Ya", tetapi ia tidak pergi ke kebun anggur seperti yang diperintahkan oleh ayahnya. Ketika sang ayah bertemu dengan si bungsu yang suka membantah, ia juga memerintahkan hal yang sama. Dari bibir si bungsu sang ayah mendengar jawaban, "Aku tidak mau." Tetapi, setelah berpikir-pikir, maka menyesallah si bungsu dan ia pun pergi ke ladang untuk bekerja sesuai dengan perintah ayahnya.
Siapakah di antara kedua anak itu yang melakukan kehendak ayahnya? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh Tuhan Yesus kepada orang Farisi, setelah mereka menanyakan tentang dengan kuasa manakah Yesus melakukan tugas pelayanan-Nya? Selanjutnya Tuhan Yesus memperbandingkan mereka dengan orang-orang berdosa seperti pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal. Kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus itu berbunyi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
Mengapa Yesus membenarkan pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal daripada orang-orang Farisi? Apa yang membuat pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal itu lebih layak daripada orang Farisi? Karena pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal mau percaya dan bertobat setelah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yesus, sekalipun tadinya mereka adalah pemberontak-pemberontak. Sebaliknya, orang Farisi selalu menanyakan sesuatu kepada Yesus sepertinya mereka sungguh haus akan firman Tuhan, tetapi sebenarnya mereka hanya sekadar ingin menguji, menjebak dan menjatuhkan Tuhan Yesus. Ketika orang Farisi mendengar firman Tuhan, mereka tidak mau bertobat.
Mari kita introspeksi diri kita masing-masing. Bagaimana sikap hati kita ketika kita membaca atau mendengar firman Tuhan? Apakah kita hanya sekedar berkata, "O..." atau berkata "Kalau yang itu aku sudah tahu!" atau apakah kita memberikan respon serta me- ngambil tindakan untuk bertobat ketika ditegur oleh firman Tuhan? Jangan keraskan hati kita, biarlah kita selalu bersedia untuk menjadi pelaku firman. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur karena hari ini aku diingatkan kembali supaya menjadi pelaku firman, bukan hanya sekadar mengetahuinya saja. Amin. (Dod).