Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 3 Maret 2023
Bacaan:
"Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." (Efesus 5:33)
Renungan:
Suatu ketika ada seorang suami yang menuliskan curahan hatinya sebagai bentuk penyesalan atas sikap egoisnya selama ini terhadap istrinya. Ia menuliskan: "Seringkali tanpa aku sadari aku telah berbuat sangat egois. Sebagai seorang suami, lebih sering aku memaksakan kehendakku sendiri. Aku memunyai seorang isteri yang baik. Memang pada saat yang lalu ia suka membantah apa yang aku katakan, tetapi setahun terakhir ini dia lebih suka mengalah dan diam, apalagi pada saat aku marah. Dalam hal kebutuhannya pun dia lebih sering diam dan tidak mengatakannya kepadaku. Hingga pada suatu saat, hatiku terasa hancur karena dengan mata kepalaku yang baru "terbuka lebar", aku melihat isteriku memakai sepatu satu-satunya yang ia punyai yang sudah dalam keadaan rusak. Hatiku semakin terasa seperti disayat sembilu, karena dia memakai sepatu yang seperti itu di depan guru-guru Bina Iman yang sedang rapat. Aku tidak bisa berkata dan berbuat apa-apa saat itu. Aku hanya bisa menangis dan berkata dalam hati, "Ternyata aku orang yang egois, sehingga tidak sempat memperhatikan kebutuhan isteriku." Setelah kejadian itu, aku langsung mengambil keputusan untuk membelikan dia sepasang sepatu. Peristiwa itu tidak akan pernah hilang dari ingatanku. Mulai dari saat itu cintaku kepada isteriku semakin bertambah dalam. Aku sangat sadar bahwa dialah wanita terbaik, yang Tuhan berikan dalam hidupku. Aku mulai mencoba melihat apa yang tidak dimiliki oleh isteriku. Ternyata memang benar dan baru aku sadari sepenuhnya, pakaian yang dia pakai selama ini semua telah "berusia tua" tetapi dia berusaha merapikan dan terus merapikan supaya terlihat baru setiap saat. Dahulu aku tidak merasa apa-apa saat isteriku menawarkan supaya aku membeli pakaian atau sepatu. Sekarang, jika dia berkata seperti itu lagi, aku merasakan hal itu bagaikan palu besar yang sedang memukul kepalaku supaya tidak membeku. Sekarang aku mengerti, itulah wujud kasih dan pengorbanannya bagiku. Ia mengasihiku karena itu ia mendahulukanku. Aku yakin Tuhanlah yang telah menyadarkanku. Tuhan menyingkapkan perkara yang harus aku perhatikan, yaitu lebih dalam lagi mencintai dan memperhatikan isteriku, pendamping hidupku. Tuhan sebenarnya sudah memberikan firman-Nya bahwa cinta yang aku miliki sebenarnya lebih berharga dari apa pun juga, tetapi aku biarkan semua hal itu menjadi biasa-biasa saja. Melalui peristiwa ini, cintaku semakin dalam kepada istriku!
Mungkin kita seorang suami atau isteri yang selama ini berlaku terlalu egois. Kita tidak pernah memperhatikan kebutuhan pasangan hidup kita. Kita lebih senang jika kebutuhan dan keinginan kita sendiri yang terpenuhi. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk menyadarinya. Mari kita memperhatikan kehidupan dan kebutuhan pasangan kita, karena dialah yang terbaik yang Tuhan berikan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk pasangan hidup yang Engkau berikan kepadaku. Ajarilah aku untuk tidak bersikap egois serta memerhatikan kehidupan dan kebutuhannya. Amin. (Dod).