Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 4 November 2022

"Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya." (Mazmur 130:5)

Renungan:

    Seseorang pria pernah mengalami tekanan karena banyaknya urusan, janji dan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang singkat. Hal ini sangat memengaruhi cara bersikap terhadap anggota keluarganya. Ia membentak istri dan anak-anaknya dan tidak jarang ia tersedak ketika sedang minum ataupun makan. Dia juga merasa jengkel jika ada orang yang mengganggu kesibukannya, walaupun orang tersebut hanya sekadar mengajaknya bicara. Lambat laun sikapnya itu membuat anggota keluarganya takut. Mereka merasakan ketegangan jika berhadapan dengannya. Pria itu bercerita, "Aku masih ingat malam itu, usai makan malam anak bungsuku berkata bahwa ia mau menceritakan padaku sebuah kejadian penting yang dialaminya di sekolah hari itu. Ia berjanji akan menceritakan itu secara cepat agar tidak menggangguku. Menyadari sikapku yang membuat seisi rumah menjadi takut aku kemudian berkata, 'Sayang, kau tidak perlu menceritakan secara cepat. Ayah punya waktu untukmu. Ceritakan saja perlahan-lahan.' Lalu anak bungsu ku itu pun berkata, 'Tapi ayah juga harus mendengarkannya baik-baik, jangan terburu-buru." 

    Baik atau tidaknya sikap yang kita tunjukkan terhadap seseorang atau sesuatu, ditentukan oleh seberapa besar perhatian yang kita berikan terhadap orang atau sesuatu tersebut. Jika perhatian yang kita berikan untuk pekerjaan lebih besar daripada kepada suami, istri atau anak-anak, maka kita akan merasa kesal ketika mereka meminta waktu kita. Atau, kita akan memberikan waktu dan perhatian kepada mereka, tetapi hanya dengan setengah hati. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Berapa sering kita merasa terganggu dengan jam-jam ibadah atau kegiatan kerohanian lainnya? Sebagian orang tidak sempat lagi untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa dan pembacaan firman, hanya karena lebih mementingkan pekerjaan atau usaha. Ada juga yang berdoa dengan terburu-buru sambil sesekali memerhatikan jam dan memikirkan kegiatan lainnya. Selama masih hidup di dunia ini, segala sesuatu memang penting. Kita perlu memberikan perhatian untuk pekerjaan, karena pekerjaan penting untuk kelangsungan hidup kita. Kita juga perlu memberikan perhatian untuk keluarga, karena kita merupakan bagian dari keluarga. Kita perlu memberikan perhatian untuk Tuhan dan pekerjaan-Nya, karena Tuhan yang memunyai hidup kita. Kuncinya terletak pada pengaturan kita, sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan seimbang. Ketika bekerja, berikan perhatian penuh terhadap pekerjaan. Ketika bersama dengan keluarga dan ketika mereka meminta perhatian kita, berikan perhatian penuh kepada mereka. Ketika bersekutu dengan Tuhan berikan perhatian penuh kepada Tuhan. Seperti halnya pemazmur yang datang kepada Tuhan dengan rasa haus dan kerinduan yang besar kepada-Nya. Mari lakukan segala sesuatunya dengan penuh perhatian. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat agar kehidupanku bisa berjalan dengan seimbang. Ajarilah aku memberikan perhatian yang penuh untuk Engkau, keluarga dan pekerjaan. Amin. (Dod).