Listen

Description

"TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini." (Ulangan 1:30-31)

Renungan:

  Seorang ayah berdiri di depan puing-puing bangunan sekolah yang hancur karena gempa berkekuatan 8,2 skala Richter di Armenia. Ia teringat pada anaknya yang diantarnya tadi pagi. Ia memberi kata-kata perpisahan kepada anaknya, "Ayah akan selalu hadir untukmu dalam segala keadaan. Ingatlah itu!" Ia berusaha tegar, tetapi kepiluan hatinya tidak dapat dibendung lagi, akhirnya ia pun menangis. Kemudian ia menguatkan hatinya dan mulai berkonsentrasi untuk mengingat letak ruang kelas di mana anaknya berada. Setelah lama berpikir, akhirnya dia berjalan ke posisi yang diyakininya sebagai ruangan kelas anaknya, yaitu di sudut kanan belakang gedung yang sudah rata dengan tanah itu. Ia mencari linggis, lalu mulai menggali reruntuhan gedung itu, sementara beberapa orang tua murid lainnya berdiri menangis, menepuk-nepuk dada mereka dan berkata dengan lirih, "Anakku... anakku...!" Beberapa orang tua murid dan para relawan yang ada di sana berusaha menarik pria itu untuk keluar dari atas puing-puing tersebut. "Pak, menjauhlah dari sana, karena itu bisa membahayakanmu. Nanti kami yang akan membereskannya," kata pengawas yang ada di lokasi itu. "Apakah anda mau membantu saya sekarang?" tanya pria itu. Tetapi petugas itu tidak menjawab pertanyaannya. Pria itu tidak peduli dengan pendapat dan larangan orang lain, ia terfokus pada pencarian anaknya. Ia terus menggali, dari 1 jam... 6 jam... 12 jam... 24 jam... 36 jam..., lalu pada jam ke-38 ia berhasil membongkar sebongkah puing besar. Kemudian di bawah puing itu terdengar suara beberapa anak kecil, lalu pria itu berteriak, "Arman...," Dan dari bawah terdengar jawaban, "Ayah, aku disini. Aku tahu bahwa ayah pasti akan datang. Ayah, aku memberitahukan teman-teman bahwa kalau ayah selamat, ayah pasti menyelamatkan kami, karena ayah berjanji akan selalu hadir untukku. Hari ini engkau memenuhi janjimu ayah." "Bagaimana keadaan di bawah, Nak?" tanya ayahnya. "Kami yang selamat ada 14 orang. Kami lapar, haus dan kedinginan. Tetapi syukurlah karena ayah sudah datang untuk menolong!" kata anaknya.  "Sekarang ulurkan tanganmu ke atas agar aku dapat mengangkatmu," kata sang ayah.  "Tidak ayah, bukan aku yang pertama, melainkan teman-temanku. Aku akan menjadi orang yang terakhir untuk naik, karena aku percaya bahwa ayah akan selalu ada untukku," kata anaknya.  

  Belajarlah percaya kepada Allah, seperti anak kecil yang percaya bahwa ayahnya selalu ada untuknya. Beriman berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, walau belum melihat atau mendapat sebuah penjelasan. Percaya penuh tanpa setitik keraguan merupakan dasar untuk melihat mukjizat dan pertolongan Allah. Tanamkanlah di hati bahwa di dalam suka atau kesukaran-kesukaran besar, Allah selalu ada untuk kita, karena kita ada di pikiran-Nya." Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu taat dan percaya penuh pada firman-Mu. Amin. (Dod).