Listen

Description

Lalu raja bersumpah dan berkata: "Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku." (1 Raja-raja 1:29-30) 

Renungan:

   Sepenggal lagu laskar pelangi berbunyi, "Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya." Lirik lagu itu memang benar adanya. Tanpa mimpi kita bagaikan seorang pelaut yang tidak tahu tujuan ingin pergi ke mana dan akhirnya hanya berputar-putar di pelabuhan menunggu waktu untuk kembali pulang ke rumah. Tanpa mimpi kita akan menjalani hidup ini tanpa arah. Sebaliknya orang yang memiliki mimpi bisa mengambil tindakan dengan tepat.

   Wilma Rudolph yang terlahir sebagai bayi prematur diperkirakan dokter tidak akan memiliki hidup yang lama. Ketika berumur 4 tahun dia menderita penyakit radang paru-paru yang cukup parah dan demam scarlet. Sebuah kombinasi penyakit mematikan, yang membuat kaki kirinya lumpuh dan tidak bisa digunakan. Namun serangkaian kegagalan dan perjalanan hidup yang pahit telah membawa ia menjadi seorang pelari yang memenangkan 3 medali emas Olimpiade Roma tahun 1960. Bersama timnya, ia mencetak rekor dunia lari 400 meter estafet. Keberhasilan itu ternyata didasari oleh keyakinan yang diajarkan oleh ibunya. Ibunya berkata bahwa ia dapat mencapai apapun yang ia inginkan. Demikian juga yang dilakukan oleh Batsyeba. Mengetahui kisahnya di dalam alkitab, dapat disimpulkan bahwa Batsyeba adalah sosok yang berpegang dan hidup di dalam mimpinya. Batsyeba tahu bahwa Daud berjanji penggantinya nanti adalah Salomo. Dan sudah tentu atas janji inilah ia selalu bermimpi agar kelak yang menjadi raja ialah Salomo. Tetapi ketika kematian Daud sudah di ambang pintu, ia belum juga menetapkan siapa penggantinya. Bisa dibayangkan bagaimana sosok wanita yang awalnya agak penakut itu memberanikan diri menghadap raja untuk meraih janji tersebut. Ketika itu Daud sedang menghadapi masa tuanya yang sudah sakit-sakitan, di mana badannya tetap dingin sekalipun sudah diselimuti. Jika dipikir secara logis, sikap Batsyeba ini tentu kurang baik, karena ia meminta takhta raja sedangkan raja sendiri masih berkuasa dan dalam keadaan sekarat. Tetapi Batsyeba melakukan tindakannya tersebut bukan tanpa alasan yang jelas. Ia berpegang pada janji Daud dan perintah nabi Natan. Di mana selama hidup Daud, nabi Natan cukup berperan di dalam menjalankan tugasnya untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada Daud. Itu artinya, perintah nabi Natan ini dapat disejajarkan dengan perintah Tuhan juga. Hasilnya, ketika Batsyeba telah menyampaikan keinginannya, Daudpun mengabulkannya, sehingga tahtanya jatuh ke tangan Salomo. 

   Di dalam hidup ini tentu setiap kita memiliki mimpi. Namun hal pertama yang harus kita nilai, apakah mimpi itu sesuai dengan kehendak Tuhan? Sejauh tidak bertentangan dengan kehendak-Nya, berpeganglah pada mimpi itu dan kejarlah sampai dapat. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, Aku menyerahkan semua mimpi-mimpiku ke dalam tangan-Mu. Mampukanlah aku untuk mewujudkannya. Amin. (Dod).