Listen

Description

"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10)

Renungan:

  Suatu kali, seorang tukang jam berkata kepada sebuah jam dinding, "Maukah engkau ku jadikan sesuatu yang berguna bagi orang banyak?" "Ya aku mau," jawab jam dinding tersebut. "Kalau begitu aku akan menaruh baterai di dalammu sehingga engkau bisa bekerja," kata tukang jam.  "Silakan tuan," kata jam dinding penuh penyerahan diri. "Tetapi jika baterai di dalammu sudah aku ambil karena kehabisan daya, maka engkau tidak bisa bekerja lagi. Untuk itu tetaplah bekerja selama baterai itu berfungsi dalam tubuhmu," jelas tukang jam lebih lanjut. Si jam dinding menuruti kehendak si tukang jam dengan sikap yang rela. Si tukang jam pun memasukkan baterainya ke dalam jam dinding tersebut dan sejak itu ia mulai bekerja. Kini jam dinding itu telah berdayaguna. Dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting. Dihargai orang atau tidak, ia tetap berputar. Walau tak seorangpun mengucapkan terima kasih, Ia tetap bekerja.

  Demikian juga dengan manusia, ketika Tuhan menciptakan manusia dan memberi baterai, yaitu nafas hidup, sebenarnya Tuhan memiliki tujuan. Tuhan menaruh daya berupa potensi supaya manusia bisa bekerja atau berkarya. Terlebih lagi kita sebagai anak anak-Nya diberikan kemampuan-kemampuan khusus untuk berkarya, berguna dan menjadi berkat bagi sesama. Satu hal yang tidak bisa diabaikan adalah bahwa Tuhan memberi kekuatan kepada kita untuk bekerja sesuai tujuan-Nya, meskipun situasi di sekitar kita terkadang tidak mendukung. Ketika kita sudah ditebus oleh Tuhan dan hidup kita bukan lagi milik kita, tetapi sepenuhnya milik Tuhan, Tuhan mempersiapkan pekerjaan untuk kita. Hal inilah yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di efesus, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Maka tidak ada alasan bagi kita untuk diam karena minder atau karena malas atau juga karena merasa tidak dihargai orang lain. Tuhan menghendaki supaya kita tetap berguna sampai pada akhirnya gimana baterai di dalam diri kita telah kehabisan dayanya yaitu ketika Tuhan memanggil kita untuk menghadapnya.  

  Mari, selama Tuhan masih memberi kita hidup, kita lakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi sesama, serta yang berkenan bagi Tuhan. Tidak usah memusingkan diri dengan pujian dan penghargaan manusia. Sekalipun hal-hal baik yang kita lakukan tidak dilihat atau tidak dihargai oleh manusia kita harus tetap melakukannya dengan baik. Ingat, kepada Tuhanlah kita mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan. Dan Dia juga lah yang akan menghargai dan memberi upah menurut pandangan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. 

Doa: 

Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk bertindak secara konsisten dalam melakukan hal-hal yang berkenan bagimu, sehingga hidupku bermanfaat. Amin. (Dod).