Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 18 April 2024
Bacaan:
"Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar." (1 Samuel 28:5)
Renungan:
Suatu ketika saya membeli beberapa pohon mawar untuk ditaruh di kebun sekolah. Saat pertama kali melihatnya saya begitu tertarik karena warna bunganya yang menarik, ada yang merah, kuning dan ungu. Namun ketika melihat ada banyak duri pada pohon mawar tersebut saya sempat mengurungkan niat untuk membelinya, karena saya berpikir kalau-kalau ada murid kelas kecil yang dekat-dekat pohon mawar dan memegang bunganya dan kemudian tertusuk durinya. Tetapi akhirnya saya beli juga pohon mawar tersebut karena keindahan bunganya. Keindahan bunga mawar itu tidak berarti kita saya lebih memerhatikan duri-durinya yang tajam .
Alkitab mencatat dua tokoh bersejarah yang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu situasi. Ketika Saul diperhadapkan dengan bangsa Filistin yang terkenal kuat, ia langsung ketakutan. Keberaniannya hilang seketika, saat melihat bala tentara musuh yang begitu banyak. Kekuatannya langsung dilemahkan oleh apa yang terlihat di depan matanya. Berbeda dengan Daud ketika ia melihat Goliat, sang prajurit kebanggaan bangsa Filistin, datang untuk menantang dan menghina bangsa Israel. Daud tidak berlari ketakutan seperti tentara lainnya, tetapi ia marah melihat tentara umat pilihan Tuhan dihina. Keberaniannya tidak menciut ketika melihat Goliat yang berbadan besar. Bahkan, ketika Saul mengatakan bahwa Goliat adalah seorang prajurit perang sejak masih muda, hal itu tidak menyurutkan keberanian Daud. Sekalipun tidak ada seorang pun yang benar-benar percaya ia dapat melawan Goliat, namun ia tetap percaya dan maju sebab ia datang dengan nama Tuhan. Ia memandang musuhnya dari sisi yang berbeda, ia melihatnya dari kaca mata iman bahwa Goliat dapat dikalahkan. Daud berani bukan karena ia merasa diri kuat. Jika dilihat dari perawakannya, Daud adalah seorang yang bertubuh kecil. Berbeda dengan Saul yang dikatakan bahwa perawakannya paling tinggi di antara seluruh kaumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Daud tidak mengandalkan kekuatan fisiknya semata, namun ia mengandalkan Tuhan yang akan menjadi Pembelanya.
Ketika kita menemui mawar berduri di dalam perjalanan hidup, ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan dan itu tergantung pada cara kita melihat. Apakah kita fokus pada keindahannya atau pada durinya. Di sinilah letak perbedaan orang yang optimis dan pesimis. Sama-sama mendapatkan mawar, namun si pesimis selalu memandang duri dan si optimis akan selalu fokus pada bunga yang indah. Jika kita menjadi orang yang pesimis, maka sepanjang hidup kita tidak akan menjadi seseorang yang berarti dan akan seterusnya menjadi pesimis yang tidak pernah maju. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan hikmat-Mu sehingga aku selalu berpikir positif atas setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).