"Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." (Matius 5:46-48)
Renungan:
Salah satu lagu Jepang yang pernah cukup terkenal di Indonesia adalah lagu yang dinyanyikan oleh Mayumi Itsuwa yang berjudul "Kokoro No Tomo." Lagu ini sudah populer sejak pertama kali dinyanyikan tahun 1982. Banyak orang Indonesia saat itu menghafal lirik lagu tersebut meski tidak belajar bahasa Jepang. Judul lagu ini sendiri memiliki arti "teman atau kekasih hati." Ada yang menarik dari lagu ini. Meskipun sangat dikenal di Indonesia, ternyata di Jepang sendiri lagu ini kurang populer. Jika ditanya mengenai lagu Kokoro No Tomo, kebanyakan mereka tidak mengetahuinya, terutama anak-anak muda sekarang. Orang yang mengenal lagu ini hanyalah penggemar setia Mayumi Itsuwa saja. Mengapa lagu ini tidak populer di Jepang? Karena Kokoro No Tomo tidak dipromosikan melalui media massa sebagai lagu single. Lagu yang hanya dimasukkan ke dalam album "Shiosai" pada tahun 1982 itu jarang memiliki kesempatan untuk disiarkan di radio atau televisi yang merupakan media yang mudah diterima oleh masyarakat luas.
Dalam sebuah wawancara, Mayumi Itsuwa menyatakan bahwa dirinya sangat terkejut mengetahui lagu Kokoro No Tomo sangat terkenal di Indonesia. Alasannya adalah karena dirinya sendiri tidak pernah mengadakan konser dan menyanyikan lagu itu di Indonesia. Lagu itu pun tidak ada versi bahasa Indonesianya, juga lagu itu tidak laris serta tidak terkenal di negeri asalnya. Akhirnya Mayumi itsuwa mengadakan konser tunggal di Jakarta tahun 1986. Mayumi sangat bahagia karena masyarakat Indonesia dapat merasakan emosi yang terkandung dalam lagu tersebut walau tidak mengerti liriknya. Mayumi tidak pernah menyangka bahwa lagu yang dinyanyikan untuk masyarakat Jepang itu justru lebih disukai oleh masyarakat Indonesia.
Dari kisah ini kita belajar bahwa kita tidak pernah tahu perbuatan yang kita lakukan akan berdampak apa bagi orang lain. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk terus berbuat kasih kepada sesama, tidak peduli mereka berasal dari ras, suku, agama, jenis kelamin, status sosial atau bahasa yang berbeda. Jika kita hanya mengasihi orang terdekat atau yang berasal dari ras, suku, agama dan status yang sama saja, kita tidak ada bedanya dengan orang yang jahat dan munafik. Oleh karena itu tetaplah berbuat kasih kepada siapa saja, karena kita tidak pernah tahu dampak seperti apa yang dapat dihasilkan karena perbuatan baik kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku ingin terus berbuat kasih kepada siapapun, tidak peduli apapun latar belakang mereka. Biarkan aku bisa semakin menjadi seperti Engkau. Amin. (Dod).