Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 2 Mei 2024

Bacaan:

"Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.

Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga." (Matius 21:28-30)

Renungan:

Seorang ayah mempunyai dua orang anak dengan karakter yang berbeda. Anak laki-laki sulung selalu berkata iya, atas perintah ayahnya, namun anak bungsu sering kali menjawab tidak, atas perintah ayahnya. Suatu hari sang ayah berkata kepada anak sulungnya, “Anakku, pergilah bekerja hari ini di kebun anggur kita.” Anak sulung menjawab, “Ya, bapa.” Anak sulung menjawab “Ya”, namun ia tidak pergi ke kebun anggur seperti yang diperintahkan ayahnya. Saat sang ayah bertemu dengan si bungsu yang suka protes, ia pun memerintahkan hal serupa. Dari bibir si bungsu, sang ayah mendengar jawaban, “Tidak mau.” Namun setelah dipikir-pikir, si bungsu menyesalinya dan pergi ke pertanian untuk bekerja sesuai perintah ayahnya.

Siapakah di antara kedua anak itu yang melakukan kehendak ayahnya? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh Tuhan Yesus kepada orang Farisi, setelah mereka menanyakan tentang dengan kuasa manakah Yesus melakukan tugas pelayananNya? Selanjutnya Tuhan Yesus membandingkan mereka dengan orang-orang berdosa seperti pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal. Kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus itu berbunyi, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Mengapa Yesus membenarkan pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal daripada orang-orang Farisi? Apa yang membuat pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal itu lebih berharga dari pada orang Farisi? Karena para pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal mau percaya dan bertobat setelah mendengar perkataan Yesus, sekalipun tadinya mereka adalah para pemberontak.

Sebaliknya, orang Farisi selalu menanyakan sesuatu kepada Yesus sepertinya mereka sungguh haus akan firman Tuhan, tetapi sebenarnya mereka hanya sekadar ingin menguji, menjebak dan menjatuhkan Yesus. Ketika orang Farisi mendengar firman Tuhan, mereka tidak mau bertobat.

Mari kita introspeksi diri kita masing-masing. Bagaimana sikap hati kita ketika kita membaca atau mendengar firman Tuhan? Apakah kita hanya sekadar berkata, "O..." atau berkata "Kalau yang itu aku sudah tahu!" atau apakah kita memberikan respon serta mengambil tindakan untuk bertobat ketika ditegur oleh firman Tuhan? Jangan keraskan hati kita, biarlah kita selalu bersedia untuk menjadi pelaku firman. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, aku bersyukur karena hari ini aku diingatkan kembali supaya menjadi pelaku firman-Mu, bukan sekadar hanya mengetahui atau menghafalnya tetapi terlebih melaksanakannya dalam hidup kami sehari-hari. Amin. (Dod).