Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 8 Agustus 2024

Bacaan:

"Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati." (2 Raja-raja 5:12)

Renungan:

Suatu ketika panglima raja Aram yang bernama Naaman sedang sakit kusta. Ia pun pergi mendatangi Elisa. Namun, Elisa hanya berkata, "Pergilah mandi tujuh kali di sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Naaman menjadi gusar karena ia berpikir Elisa akan melakukan ritual penyembuhan dengan menggerakkan tangannya di tubuhnya yang sakit sambil memanggil nama Tuhan. Lalu ia berkata, "Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?

Dua kesalahan Naaman akan kita pelajari di sini yang menjadi penyebab kekecewaan dan kemarahannya. Pertama, Naaman memiliki pola pikir sendiri tentang bagaimana seharusnya proses kesembuhan yang akan dilakukan oleh Elisa. Kita sering melakukan kesalahan yang sama ketika kita mendikte Tuhan tentang bagaimana seharusnya Tuhan menjawab doa kita, dan ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan, maka kita pun kecewa dan marah. Beruntungnya Naaman mengikuti nasihat pegawainya untuk berhenti marah dan mengikuti saja jalan Tuhan, dan ia pun disembuhkan.

Kedua, Naaman salah memahami maksud Tuhan. Ketika Elisa memerintahkan dia untuk mandi tujuh kali di Sungai Yordan, dia sebenarnya menekankan ketaatan total terhadap firman Tuhan. Namun Naaman salah karena hanya fokus pada soal “mandi”. Naaman tidak memahami makna Tuhan yang mengajarinya tentang ketaatan. Bandingkan dengan ketaatan total orang buta dalam Injil Yohanes 9. Yesus mencampur ludah-Nya dengan tanah dan mengoleskannya ke mata orang buta itu. Kemudian Yesus memerintahkan dia untuk mandi di Kolam Siloam. Orang buta itu melakukan persis seperti yang Yesus katakan. Dia tidak mengeluh tentang cara Tuhan yang aneh dalam menyembuhkannya. Dia tidak menawar kolam mana yang akan dia datangi. Orang buta ini datang kepada Tuhan dengan konsep keimanan yang benar dan benar bahwa Tuhan sanggup berbuat apa saja dan dengan cara apa pun untuk menjawab doanya.

Jika saat ini kita sedang berada di status rohani Panglima Naaman yang gusar dan marah karena situasi yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita doakan, belajarlah untuk tidak membatasi kuasa Tuhan dalam pikiran kita. Demikian pula, kita yang sulit mengerti akan maksud Tuhan melalui berbagai kondisi sulit yang la izinkan terjadi, milikilah ketaatan orang buta ini. Jika Naaman menyatukan imannya dengan logika, orang buta menyatukan imannya dengan ketaatan total yang pada akhirnya mendatangkan kuasa Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, mampukan aku untuk menerima setiap kehendak-Mu walaupun itu tidak seperti yang aku harapkan. Amin. (Dod).