Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!" Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku!" (Yesaya 47:10)
Renungan:
Ada sebuah kampung yang selalu saja diserang babi hutan tiap malamnya. Gerombolan babi hutan itu masuk ke kampung dan memakan hasil kebun milik orang-orang kampung. Orang kampung sudah berusaha mengusir babi-babi itu, tetapi mereka tidak berhasil. Babi-babi itu tetap saja datang setiap malam. Suatu hari, seorang bijak memberikan nasihat kepada Kepala Desa, "Suruhlah masing-masing keluarga untuk membawa bahan makanan berupa hasil ladang dan mengumpulkannya di sebuah ladang kosong yang cukup luas." Mereka pun melakukan persis seperti apa yang dinasihatkan orang bijak tersebut. Bahan makanan diletakkan di tengah-tengah ladang dan pada malam harinya gerombolan babi hutan datang serta melahap habis makanan tersebut. Awalnya babi-babi itu memang sedikit takut dan gelisah, tetapi mereka tetap menghabiskan makanan yang sudah disediakan. Orang-orang desa melakukan hal yang sama yaitu mengumpulkan makanan setiap malam selama beberapa hari. Babi-babi hutan itu akan datang untuk mendapatkan hidangan gratis yang sudah disediakan. Lama kelamaan babi-babi Itu kelihatan semakin menikmati makanan mereka tanpa ada lagi rasa takut dan gelisah. Akhirnya gerombolan babi hutan sudah terbiasa menikmati makanan di ladang kosong itu. Hanya dalam waktu seminggu kebiasaan baru makan di ladang kosong itu sudah dibangun dalam diri babi-babi hutan tersebut. Akhirnya orang bijak itu menyuruh orang-orang kampung untuk memagari ladang itu secara bertahap dan hanya membuat satu pintu masuk yang cukup besar. Pada malam harinya, seperti biasanya gerombolan babi-babi itu datang kembali untuk mendapatkan makanan gratis. Ketika mereka sedang asyik makan, dengan cepat orang-orang kampung menutup satu-satunya pintu masuk ladang tersebut. Babi-babi yang sedang asyik makan tidak sadar akan apa yang terjadi. Setelah pintu ditutup, mereka terjebak di dalam ladang dan dengan mudah penduduk kampung membunuh babi-babi itu dengan tombak.
Sangatlah mudah membangun kebiasaan buruk, tetapi sekali kebiasaan itu sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk mengubahnya. Demikian juga jika kita membiasakan diri membangun kebiasaan baik dengan melakukan apa yang benar dan terpuji, maka kebiasaan baik itu akan menjadi karakter kita. Sebaliknya, jika kita membiasakan diri melakukan perbuatan yang tidak baik maka kebiasaan yang tidak baik itu akan menguasai hidup kita dan menjadi karakter kita. Karena merasa aman dalam ketidakbenaran itu, tanpa sadar hidup kita sudah berada dalam perangkap yang mencelakakan.
Bangunlah kebiasaan-kebiasaan baik dan benar yang akan menempatkan kita pada posisi yang berkenan pada Allah. Jangan pernah merasa aman di dalam dosa, karena itu akan menghancurkan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ingatkanlah aku jika aku mulai kompromi dengan dosa dan hidup dalam ketidakbenaran. Aku mau membangun kebiasaan yang baik dengan pertolongan rahmat-Mu. Amin. (Dod).