Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 12 November 2023

"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depa orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)

Renungan:

Sebuah kelompok berisikan 15 orang tentara yang dipimpin oleh seorang Mayor sedang menuju ke sebuah pos di Himalaya, tempat mereka akan ditempatkan selama tiga bulan ke depan. Cuaca yang dingin dan salju yang turun sesekali, membuat pendakian yang berbahaya tersebut semakin sulit. Setelah satu jam mereka berjalan, akhirnya mereka menemukan sebuah bangunan tua, yang terlihat seperti kedai teh, namun terkunci. Saat itu hari sudah larut malam. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di sana. Salah seorang anggota menyarankan mereka merusak kunci dan mengambil beberapa teh di dalam. Setelah menimbang-nimbang akhirnya sang mayor mengizinkan. Sungguh mereka beruntung, tempat tersebut memiliki seluruh apa yang mereka butuhkan untuk membuat teh, serta beberapa bungkus biskuit. Pasukan itu pun minum teh dan memakan biskuit, lalu mereka bersiap untuk melanjutkan sisa perjalanan. Sang Mayor berpikir, mereka sudah merusak kunci dan menikmati teh serta biskuit tanpa izin dari pemiliknya. Tetapi mereka bukanlah sekelompok pencuri. Ia mengambil 1000 rupee dari dompetnya, meletakkannya di atas meja, ditindih dengan tempat gula, sehingga sang pemilik dapat melihatnya. Sang Mayor pun memerintahkan untuk menutup kedai tersebut dan melanjutkan perjalanan. Tiga bulan berlalu, tibalah saatnya bagi pasukan lain yang menggantikan mereka. Saat dalam perjalanan pulang, mereka singgah di kedai teh yang sama. Kebetulan pada saat itu kedai tersebut buka dan pemiliknya pun ada di kedai. Pemilik kedai teh itu memiliki banyak cerita, terutama mengenai keyakinannya akan Tuhan. Salah seorang pun bertanya kepada pemilik kedai tersebut "Bapak, jika Tuhan itu ada, mengapa la tidak mengeluarkanmu dari kemiskinan seperti ini?" Pemilik kedai itu pun melanjutkan ceritanya, "Jangan berkata-kata seperti itu, sahabat! Tuhan itu nyata, saya mendapatkan buktinya tiga bulan yang lalu. Saya sedang sangat kesulitan karena pada saat itu anak saya satu-satunya dipukuli hingga babak belur oleh teroris yang menginginkan informasi darinya, sementara ia tidak tahu apa-apa. Saya menutup kedai, dan membawa anak saya ke rumah sakit. Ada resep obat yang harus saya tebus, tetapi saya tidak punya uang. Tidak ada satupun yang mau memberi saya pinjaman karena takut akan teroris. Saat itu saya putus asa. Hari itu, saya berdoa pada Tuhan, dan Tuhan datang ke kedai saya hari itu. Saat saya kembali ke kedai, saya menemukan gemboknya dirusak. Saya merasa hancur, kehilangan semua yang saya miliki. Tetapi saya menemukan Tuhan meninggalkan 1000 rupee di bawah tempat gula. Saya tidak bisa menjelaskan betapa berharganya uang itu pada saat itu. Tuhan itu nyata, sahabat." Keteguhan keyakinannya terpancar dari mata orang tua itu. 15 pasang mata melihat sang Mayor, yang lalu dengan jelas memberi kode "diam". Sang Mayor kemudian bangun dan membayar tagihannya. Dia memeluk orang tua itu dan berkata, "lya, Bapak, saya tahu Tuhan itu nyata dan, tehnya sangat nikmat." Kemudian ada 15 pasang mata yang hampir tidak dapat membendung air mata mereka masing-masing melihat Mayornya itu. Sungguh sebuah pemandangan langka.

Saat kita mendengar kisah tadi, banyak hal yang dapat kita mengerti, pertama, kita dapat mengerti bahwa Tuhan bisa memakai banyak cara untuk menolong anak-Nya yang dalam kesulitan, dengan cara yang tak dapat kita pikirkan sendiri. Jadi, jangan berhenti berharap pada Tuhan apapun yang menjadi pergumulan kita dalam kehidupan ini. Kedua, setiap kita dapat menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menolong orang lain yang memang memerlukan pertolongan. Sekarang pertanyaannya, "Apakah kita siap untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan?" Jadi, Tuhan itu memang nyata, dan perbuatan baik kita kepada orang lain, menjadikan-Nya semakin nyata. Tuhan Yesus memberkati.