Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 14 Agustus 2022
"Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia. Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?" (Pengkhotbah 2:22-25)
Renungan:
Seorang sopir taksi menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaannya, sampai-sampai ia tidak bisa makan bersama istri dan anak-anaknya. Di malam hari ia kuliah, berharap suatu hari itu akan mengubahnya menemukan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Istrinya sering mengeluh karena ia tidak memiliki cukup banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Sopir taksi itu menjawab, "Saya melakukan semua ini untuk kamu dan anak-anak. Saya bekerja keras untuk memberikan sebaik mungkin yang saya bisa untuk keluarga kita. Tolonglah mengerti." Setelah tamat dari kuliahnya, sopir taksi tersebut menerima tawaran pekerjaan dengan gaji yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi ia bisa membelikan pakaian, sepatu, barang-barang elektronik dan sebagainya yang baru untuk keluarganya. Ia pun bisa membawa keluarganya berlibur. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Merasa belum puas dengan pencapaiannya, ia pun bekerja lebih giat lagi sehingga mendapatkan promosi. Penghasilan yang didapatnya pun semakin tinggi dan dia berhasil membeli rumah yang baru untuk keluarganya. Dia pun membebaskan istrinya dari pekerjaan rumah tangga dengan menggunakan jasa pembantu. Namun waktu dan perhatian untuk keluarganya semakin tersita. Karena terus bekerja keras, ia seringkali tidak bisa melihat keluarganya hampir seminggu, bahkan hari Minggu pun tak jarang dihabiskan bersama kliennya. Dan lagi, kapanpun keluarganya meminta waktunya dan mengeluh bahwa mereka tidak bisa menghabiskan cukup waktu bersama, ia menjawab bahwa Ia melakukan semua itu hanya untuk mereka. Berkat kegigihan dan kerja kerasnya ia kembali dipromosikan sehingga bisa membeli rumah yang luas dengan pemandangan yang indah. Pada suatu malam pertama di rumah baru mereka, ia memberitahu istri dan anak-anaknya bahwa sekarang ia memutuskan untuk tidak bekerja terlalu keras lagi, sehingga ia bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan keluarga tercinta. Keesokan paginya pria tersebut tidak bangun lagi alias meninggal dunia.
Kita memang butuh bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mewujudkan mimpi- mimpi. Tetapi ingat, bekerja hanyalah salah satu bagian dari kehidupan kita. Itu artinya masih ada bagian lain yang juga memerlukan waktu dan perhatian kita. Sebenarnya tidaklah salah bila kita bekerja dengan keras, karena itu merupakan salah satu keinginan Tuhan dalam hidup kita. Tetapi kita perlu berhati-hati agar kesibukan kita dalam bekerja tidak mengorbankan hal-hal penting lainnya di dalam hidup ini, seperti kebersamaan dengan keluarga, pasangan, sahabat, teman, sosialisasi dengan tetangga, bahkan kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri, apalagi hubungan kita dengan Tuhan. Hidup ini terlalu singkat! Tidakkah kita mau menikmatinya? Mari pergunakan waktu hidup kita dengan sebaik mungkin. Lakukan yang terbaik untuk keluarga, sesama, juga untuk diri kita sendiri, terlebih lagi untuk Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas pekerjaan, keluarga, sahabat, teman dan juga persekutuan yang indah bersamamu. Bantulah aku agar aku dapat berguna bagi mereka semua. Amin. (Dod).