Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 16 Oktober 2022

Dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. Kemudian dibelinyalah dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang kemahnya, dengan harga seratus kesita. Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: "Allah Israel ialah Allah." (Kejadian 33:18-20)

Renungan:

    Yakub suatu ketika mengalami ketakutan. Ia melarikan diri ke tempat pamannya, Laban. Di sana ia menikahi Putri Laban yaitu Lea dan Rahel. Setelah 20 tahun bekerja, ia melarikan diri karena takut Laban akan merampas istri dan anak-anaknya. Lalu ia pun kembali ke Kanaan. Dalam perjalanan ia mengalami ketakutan karena kakaknya Esau beserta pasukannya akan menemui dia. Ini merupakan ketakutan terbesar yang pernah dihadapinya. Malam harinya Yakub bergumul dengan Tuhan. Ia bertemu Tuhan muka dengan muka. Yakub muncul sebagai pemenang dan Tuhan mengubah namanya menjadi Israel. Yakub merasakan campur tangan Tuhan di setiap ketakutan yang ia hadapi dan penyertaan-Nya untuk membawanya kembali ke Kanaan. Itulah sebabnya ia mendirikan sebuah mezbah di Kanaan dan menamainya "El Elohe Israel", sebuah nama yang menekankan akan kehadiran Tuhan sebagai sesembahan, pelindung dan pemeliharanya. Melalui kisah ini kita dapat melihat bahwa ada pribadi yang selalu bergumul dengan rasa takut yang melahirkan kekuatan iman. Apa yang menjadi kunci kemenangan Yakub? Yakub selalu membawa bayang-bayang ketakutannya untuk berlindung di dalam kekuatan Tuhan. Ia mempertajam mata rohaninya untuk dapat melihat Tuhan di tengah ketakutannya. Ini terlihat dari perkataannya, "Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." Mata jasmaninya memang tidak melihat Tuhan, tetapi mata rohaninya melihat Tuhan. 

    Ketakutan bagai ranjau yang akan menghambat langkah iman kita. Ketakutan membuat mata rohani kita tidak dapat melihat cara pandang Tuhan di dalam situasi yang kita hadapi, melainkan hanya memfokuskan diri pada ketakutan itu sendiri. Seseorang pernah berkata, "Untuk mengalahkan ketakutan-ketakutan yang kita hadapi, kita harus belajar satu prinsip yang sederhana yaitu fokus. Jalan untuk menghalau segala pemikiran-pemikiran yang akan melumpuhkan kita dengan ketakutan, keraguan, kehilangan semangat adalah tetap menjaga fokus kita kepada Yesus." Pernyataan fokus ini terjemahkan oleh Daud dengan sebuah proses tindakan peralihan yaitu ketika ia berkata, "Waktu aku takut aku ingin percaya kepada-Mu." (Mzm 56:4). Daud mengalihkan perhatiannya dari ketakutan kepada Tuhan. Ini bukanlah hal yang mudah. Tuhan berfirman kepada kita, "Percayalah kepada-Ku." 

    Apa yang menjadi ketakutan di dalam diri kita saat ini? Bergumullah sampai memperoleh kemenangan. Jadikan setiap ketakutan itu sebagai proses pertumbuhan iman, sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk selalu fokus kepada-Mu, sehingga segala hal yang membuatku takut tidak akan menguasai diriku lagi. Amin. (Dod).