Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 19 Maret 2023

Bacaan: 

Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."  (1 Samuel 1:20) 

Renungan:

       Hana hidup pada zaman Hakim-Hakim, zaman di mana kebanyakan orang  berpaling dari Allah dan hidup menurut keinginan hatinya sendiri. Kondisi kerohanian saat itu sungguh tidak mendukung bagi seseorang untuk tetap setia kepada Allah. Kebejatan moral kedua anak Imam Eli, yaitu Hopni dan Pinehas, yang menjadikan Bait Allah sebagai tempat maksiat (1 Sam 2:11-17, 22), merupakan gambaran dari rusaknya keadaan kerohanian saat itu. Kedua anak Imam Eli ini tidak mengindahkan Allah, bahkan mereka memandang rendah korban yang dipersembahkan bagi-Nya. Lihat saja bagaimana mereka mengambil korban yang dipersembahkan bagi Allah serta memakannya sesuka hati mereka. Perkiraan Imam Eli bahwa Hana mabuk oleh anggur. menyiratkan bahwa saat itu Rumah Allah sudah biasa dijadikan tempat bermabuk-mabukan dan pemuasan hawa nafsu. Namun demikian, Hana tidak menyerah begitu saja pada kebiasaan kebanyakan orang di sekitarnya.     

      Seseorang pernah berkata, "Jangan pernah takut berdiri di pihak yang benar, sekalipun itu merupakan pihak yang minoritas, karena suatu hari kelak kelompok minoritas yang berdiri di pihak yang benar, pasti akan menjadi kelompok mayoritas. Takutlah senantiasa untuk berdiri di pihak yang salah sekalipun jumlahnya mayoritas, karena suatu hari kelak mereka akan menjadi jumlah yang minoritas." Hana memegang prinsip untuk tetap beribadah kepada Allah. Seperti Yosua yang berani berkata, "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah: allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yos 24:15). Banyak orang telah menyerah dan berpaling dari Allah serta meninggalkan iman mereka kepada Tuhan. namun Hana tetap bertekun. Dari tahun ke tahun ia datang berdoa kepada Allah, sekalipun ia berhadapan dengan kebisuan Allah. Hana tidak berpaling dari Allah, ia terus menaruh harapan kepada Allah dan tidak menyerah begitu saja. Hana adalah gambaran wanita yang tekun dan tidak mudah terpengaruh, dia adalah wanita yang pantang menyerah.

    Hidup kekristenan mengharuskan kita untuk terus bertekun, dan tidak mudah menyerah pada keadaan di sekeliling kita. Berapa banyak di antara kita yang seringkali menyerah dalam perjuangan iman, hanya karena melihat banyak orang tidak lagi bertekun dalam doa karena kesulitan hidup, atau karena Allah tidak mengabulkan permohonan kita? Seperti halnya seorang pendaki gunung, ia tidak akan pernah mencapai puncak jika ia memutuskan untuk berhenti mendaki karena batu-batu cadas atau belukar duri yang menghalangi jalannya. Dengan ketekunan dan sikap tidak mudah menyerah, kita akan terus naik dan menikmati janji-janji Allah! Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, kuatkan aku untuk berdiri teguh dan tidak mudah menyerah pada kesulitan hidup, karena aku percaya pada janjiMu. Amin. (Dod).