Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 21 Mei 2023

Bacaan: "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Roma 8:16)

Renungan:

Di sebuah kota kecil, lahirlah seorang anak laki-laki di luar nikah. Anak ini secara jiwani mengalami gangguan di dalam pertumbuhannya, karena di manapun berada dia selalu mendengar pertanyaan yang sama, "Siapakah ayahmu?" Pertanyaan ini selalu saja menyakiti hatinya, sehingga seringkali ia bersembunyi dan menghindar dari teman-temannya.

Ketika anak ini berusia 12 tahun, seorang pengkhotbah datang ke gerejanya. Anak ini selalu datang paling terlambat dan pulang lebih dulu, karena ia tidak ingin mendengar pertanyaan yang sama, "Siapakah ayahmu?" Tetapi hari itu sang pengkhotbah menyelesaikan khotbahnya dengan cepat, sebelum si anak sempat ke luar dari gereja. Si pengkhotbah turun dari mimbar dan berjalan mendekati si anak laki-lak tersebut dan memegang pundaknya. Ia sama sekali tidak mengenal anak itu dan apa yang menjadi pergumulan batinnya. Lalu si pengkhotbah bertanya, "Nak, siapakah ayahmu?" Seluruh jemaat terdiam, karena mereka tahu tentang anak itu Pengkhotbah dapat merasakan situasi di sekelilingnya dan oleh tuntunan Roh Kudus ia berkata, "Tunggu sebentar, aku tahu siapa engkau. Engkau adalah anak Tuhan," Setelah itu ia menepuk pundak si anak laki-laki dan berkata, "Nak, engkau telah menerima warisan yang luar biasa bahwa engkau adalah anak Tuhan, Ingatlah itu selalu."

Untuk pertama kalinya anak itu bisa tersenyum, setelah sekian waktu lamanya terpuruk dalam kesedihan. Hari itu ia pulang dari gereja sebagai pribadi yang sudah diubahkan. Setiap kali orang bertanya, "Siapakah ayahmu?" Ia akan menjawab, "Aku adalah anak Tuhan!" Pengkhotbah itu telah mengatakan sebuah kebenaran yang berhasil mengubah hidup seorang anak.

Anak laki-laki itu mewakili sekian banyak anak yang mengalami masalah yang sama. Mungkin ada di antara kita yang kelahirannya tidak diharapkan, karena ibu hamil di luar nikah, atau ayah dan ibu bercerai.

Hari-hari yang kita lalui begitu berat. Kita tidak tahu siapa ayah atau ibu kita dan merasa tertolak serta tidak berarti. Tetapi ketahuilah bahwa kita adalah anak Tuhan. Ia telah membuat hidup kita berarti dan berharga di mata-Nya. Bangkitlah dan mulai pandang diri kita dengan cara pandang yang baru. Nilai diri kita seperti cara Tuhan menilai. Kesalahan orang tua di masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi kita bisa mengubah hidup dan masa depan kita. Jangan terperangkap dalam kekecewaan dan keputusan, tetapi melangkahlah dan buktikan bahwa kita berharga di mata Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan diriku berharga di mata-Mu. Walau banyak orang mengecewakan bahkan meninggalkan aku, tetapi aku tahu tak pernah sedetikpun Engkau meninggalkan aku. Ubah hidupku agar aku dapat hidup sebagai anak-Mu, dan bimbinglah aku agar melalui hidupku banyak orang semakin mengenal Engkau. Amin. (Dod)