Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 25 Desember 2022
Bacaan:
"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)
Renungan:
Saat itu musim salju di kota Virginia. Di tengah dinginnya malam, seorang pria tua berdiri di tepi jalan. Ia berharap akan ada seorang penunggang kuda yang bersedia membawanya ke seberang. Janggutnya mengkilap karena butiran salju dan tubuhnya menggigil serta mulai mati rasa. Beberapa saat kemudian terdengarlah bunyi derap langkah-langkah kuda. Dengan tidak sabar ia memerhatikan beberapa penunggang kuda muncul. Ia membiarkan yang pertama lewat tanpa berusaha menarik perhatiannya, begitu juga terhadap penunggang kuda yang lainnya. Akhirnya hanya tinggal satu penunggang kuda. Saat penunggang kuda terakhir itu mendekat, orang tua tersebut menatapnya dan bertanya, "Pak, apakah Anda keberatan memberi saya tumpangan ke seberang sana?" Si penunggang kuda menjawab, "Naiklah." Kemudian ia membantu orang tua itu naik ke atas kudanya. Tidak tega melihat keadaan orang tua yang menggigil kedinginan, si penunggang kuda memutuskan untuk mengantarkannya sampai ke rumah yang jauhnya beberapa mil dari jalan tersebut. Dalam perjalanan si penunggang kuda bertanya, "Mengapa anda tidak meminta salah seorang dari mereka untuk menolong Anda? Saya yang terakhir, bagaimana jika saya menolak?" Si orang tua berkata, "Saya sudah banyak makan asam garam dan saya mengenal orang dengan sangat baik. Waktu saya menatap mata mereka, saya melihat mereka tidak peduli pada kondisi saya. Namun saat saya menatap mata anda, saya melihat kebaikan dan belas kasihan." Di pintu rumah orang tua itu, si penunggang kuda berkata, "Semoga saya tidak pernah menjadi terlalu sibuk dengan urusan saya sendiri, sehingga saya tidak peka dengan kebutuhan orang lain." Sesudah mengatakan itu Thomas Jefferson berbalik dan mengarahkan kudanya kembali ke gedung putih. Sungguh perbuatan yang terpuji.
Hal yang dapat kita pelajari dari Thomas Jefferson ialah kebaikan dan belas kasihnya yang tinggi. Dalam Matius 25:35-46, Yesus mengajarkan pada para pendengarnya dengan memberikan gambaran tentang perbuatan kasih. Hal yang hendak Yesus tekankan melalui gambaran tersebut ialah perbuatan kasih terhadap orang yang dipandang hina oleh dunia. Dengan berbuat demikian orang tersebut telah melayani Tuhan.
Natal adalah tindakan kasih. Yesus lahir ke dunia karena Bapa mengasihi manusia. Banyak pengikut Kristus merayakan Natal tetapi melupakan intinya yaitu kasih. Jika hati kita dipenuhi dengan kasih, maka dengan sendirinya orang akan menatap mata kita dan mengharapkan kasih itu diwujudkan kepadanya. Sebaliknya, jika hati kita tidak ada kasih, maka orang tidak akan berharap kepada kita dan itu berarti hilang satu kesempatan untuk memperkenalkan kasih Natal kepada sesama. Mari, milikilah kasih itu dan wujudkanlah pada sesama kita. Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, kiranya di Natal kali ini, orang lain bisa melihat kasih Natal melalui perbuatan kasih yang aku tunjukkan kepada mereka. Amin. (Dod).