Listen

Description

"Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:59-60)

Renungan:

   Nelson Mandela adalah seorang pejuang persamaan hak warga kulit hitam di Afrika Selatan yang diperlakukan secara brutal selama 20 tahun di dalam penjara, namun yang pada akhirnya bisa mendapatkan hadiah Nobel perdamaian serta menjadi presiden Afrika Selatan yang dikenal di seluruh dunia. Sekalipun Mandela diperlakukan secara kejam oleh para penguasa pada saat itu, ia tidak pernah menaruh dendam kepada mereka. Ia tidak berusaha membalas perbuatan mereka, sekalipun ada kesempatan untuk itu, yaitu ketika ia menjabat sebagai pemimpin tertinggi di Afrika Selatan. Sebaliknya ia mengampuni orang-orang yang melakukan kejahatan kepadanya dan mengadakan rekonsiliasi dengan mereka. Nelson Mandela jelas adalah seorang pengampun. 

   Konon, kebesaran jiwa seseorang dapat terlihat dari cara ia memperlakukan orang-orang yang telah menyakitinya. Apakah ia dapat mengampuni musuh-musuhnya ataukah ia berusaha membalas dendam kepada mereka? Hal ini berlaku untuk semua orang. Orang yang berjiwa besar adalah orang yang bisa mengampuni orang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Stefanus adalah contoh orang yang berjiwa besar dan yang punya kedewasaan rohani seperti itu. Ketika Stefanus akan meninggal, ia masih sempat berdoa untuk orang-orang Yahudi yang melemparinya dengan batu. Stefanus tidak benci kepada mereka, dan dia tidak berdoa agar Tuhan menghukum mereka. Tetapi ia berdoa agar Tuhan mengampuni perbuatan mereka tersebut, sementara mereka terus melemparinya dengan batu! Hal seperti inilah yang dahulu dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu ketika ia minta pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya. Stefanus adalah seorang pengampun, orang yang suka mengampuni orang lain seperti yang diteladankan oleh Tuhan Yesus sendiri. 

   Ketika kita diperlakukan orang lain dengan jahat dan tidak adil, janganlah membalasnya. Sebaliknya, belajarlah mengampuni mereka dan serahkan semuanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus mengajar kita untuk mengampuni orang-orang yang berbuat jahat kepada kita serta mendoakan mereka seperti yang pernah dipraktikkan-Nya sendiri. Memang, mengampuni orang lain yang telah menyakiti kita bukanlah hal yang mudah. Itulah sebabnya kita perlu meminta kekuatan dari Tuhan yang akan memampukan kita untuk mengampuni orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, ajarilah aku mengampuni orang-orang yang pernah menyakitiku, agar damai sejahtera-Mu dapat tinggal kembali di dalam hatiku. Amin. (Dod).