"Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!" (Lukas 10:36-37)
Renungan:
Di suatu hari Sabtu, Pak Tino harus masuk kantor karena ada tugas yang harus diselesaikan. Seperti biasa, Pak Tino berangkat lebih awal untuk mengantisipasi jika ada kemacetan atau kerusakan motor. Ternyata benar, di pertigaan km 18 jalanan sangat padat. Lampu merah mengharuskan Pak Tino dan orang lain yang seiring dengannya menghentikan kendaraan. Ketika lampu hijau menyala, orang bergegas memacu kendaraannya. "Gubrak!" kira-kira seperti itu suaranya ketika Pak Tino jatuh bersama motor yang dia kendarai. Hal ini terjadi karena pengendara motor yang berada di samping kanannya tiba-tiba melaju dengan kencang dan menyenggol setang motornya. Dia kaget dan tidak bisa mengendalikan motornya dan akhirnya jatuh. Dia terkapar di tengah jalan dan posisinya ada di bawah motor. Dia berusaha mengangkat motornya. Anehnya, tidak ada seorangpun yang membantunya mengangkat motor itu. Mereka hanya melihatnya dari kendaraan mereka masing-masing. Bahkan orang yang menyenggol motornya pun langsung tancap gas tanpa menghiraukannya. "Hei, jangan lari!" teriak Pak Toni, namun tidak dihiraukan. Marah, kesal dan sakit, itulah yang dia rasakan saat itu. "Puji Tuhan," katanya setelah berhasil berdiri kembali dan menepi ke pinggiran jalan. Dia pun melanjutkan perjalanannya dengan merasakan pedih di kaki karena luka tertimpa motor dan pegal di tangan karena harus mengangkat motor yang menimpanya. Seperti orang yang baru tinggal di Jakarta saja, tiba-tiba muncul pertanyaan dalam hatinya, "Inikah Jakarta? Dua kali aku mengalami hal yang sama." Tanpa sengaja, pertanyaan itu pula yang keluar dari mulutnya ketika berbincang-bincang dengan teman-temannya, "Inikah Jakarta?" "Ya tidak seperti itu juga, Pak. Pasti masih banyak orang yang peduli," jawab seorang temannya.
Kisah Pak Tino ini mengingatkan kita pada seseorang yang dirampok dalam kisah yang disampaikan Yesus kepada seorang ahli Taurat. Orang-orang yang tidak peduli ketika melihat Pak Tino, sama dengan seorang imam dan seorang Lewi yang tidak peduli ketika melihat orang yang dirampok itu. Mereka adalah orang-orang yang berkata, "Yang penting aku aman." Namun, sebagaimana ada seorang Samaria yang peduli kepada orang yang dirampok tersebut, tentu masih bisa diharapkan ada juga orang-orang yang peduli kepada orang yang menderita. Masih ada orang-orang yang tidak terkontaminasi oleh sifat individual yang semakin merajalela di dunia modern ini. Masih ada orang-orang yang perasaannya "terganggu" ketika melihat penderitaan orang lain, yang membuatnya bergerak cepat untuk menolong si penderita. Mari, kita menjadi salah seorang diantaranya yaitu "orang-orang yang tidak bisa tidur nyenyak" setelah melihat orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Bukalah hati dan tangan kita untuk menjadi saluran berkat Tuhan bagi mereka yang membutuhkan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk memerhatikan orang-orang yang menderita, sekalipun orang-orang di sekitarku tidak ada yang peduli. Amin. (Dod).