Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 1 November 2023
Bacaan: "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3)
Renungan:
Ada seseorang yang memiliki pengalaman menarik bersama tanaman di pekarangan tempat tinggalnya. Sudah 3 bulan lebih ia tidak menengok kebun mini yang ada di pekarangan rumahnya tersebut. Itu terjadi karena kesibukan sekaligus rasa malas yang ada di dalam dirinya. Namun suatu saat hatinya pun tergerak menengok ke luar jendela untuk melihat keadaan tanaman tersebut. Kasihan! Itulah satu kata yang tepat menggambarkan keadaan tanaman tersebut saat itu. Tampak di matanya, hampir semua tanaman itu bukan lagi layu, tetapi kering dan telah menguning. Tanah-tanah di dalam pot-pot pun tidak lagi gembur, melainkan kering berkotak-kotak. Sambil menghela napas, ia bergumam di dalam hati, "Sepertinya tidak ada harapan." Saat itu, kebetulan ia memiliki waktu luang. Ia pun mengambil perkakas untuk membersihkan sekaligus membenahi pekarangan itu menjadi lebih baik. Satu per satu dari tanaman itu mulai diperiksa kondisinya. Ternyata keadaannya cukup melegakan, karena tidak semua dari tanaman itu mati, lebih banyak di antaranya dalam kondisi hampir mati. Ia pun membongkar tanaman itu satu per satu keluar dari dalam potnya. Ia mulai membersihkan tanaman itu dari daun-daun dan ranting-ranting kering, serta rumput liar. Tanahnya pun ia keluarkan dari dalam pot dan kembali menggemburkannya. Baru kemudian ia menanam kembali tanaman yang hampir mati tadi, yang masih ada harapan untuk hidup ke dalam pot. Beberapa hari ia terus menyirami tanaman tersebut dengan rutin. Tanpa terasa, tanaman tersebut mulai mengeluarkan pucuk-pucuknya yang segar. Hari terus berganti, bunga-bunga pun mulai bermekaran dari tanaman yang hampir mati tadi. Melihat pemandangan itu, ia menjadi terharu sekaligus bergembira karenanya.
Kita tahu bahwa kondisi hampir mati adalah masih lebih baik daripada mati. Karena mati berarti tidak ada lagi harapan dan segala upaya untuk menghidupkan kembali pun hanyalah sia-sia. Berbeda dengan hampir mati. Setidaknya meski kecil kemungkinan untuk hidup, tetapi setidaknya hampir mati masih memberikan sedikit harapan.
Bagaimana dengan kerohanian kita saat ini? Apakah telah mati, atau hampir mati? Bila kita masih menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi kita jarang ke gereja, tidak pernah baca Alkitab, jarang berdoa, masih jatuh bangun terus di dalam dosa, kita ini berada dalam keadaan "hampir mati". Berbeda halnya bila kita sudah tidak lagi menganggap-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, kondisi kita sudah mati. Jika "hampir mati" adalah keadaan kita saat ini, hal ini setidaknya cukup melegakan. Setidaknya jika hati kita digemburkan kembali, roh dan jiwa kita dibersihkan dan disegarkan lagi oleh doa dan firman-Nya, kita bisa kembali hidup. Untuk itu segera mintalah Tuhan untuk membenahinya, menyiraminya, dan merawatnya kembali, sehingga kita kembali hidup, menjadi indah, dan siap memberkati banyak orang. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, imanku telah lama mengering. Saat ini aku ingin disegarkan kembali oleh-Mu. Bantulah aku agar aku mampu menghidupkan kembali imanku dengan mulai bergaul akrab kembali dengan-Mu. Amin. (Dod).