Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 20 Oktober 2022

"Setiap harikah orang membajak, mencangkul dan menyisir tanahnya untuk menabur? Bukankah setelah meratakan tanahnya, ia menyerakkan jintan hitam dan menebarkan jintan putih, menaruh gandum jawawut dan jelai kehitam-hitaman dan sekoi di pinggirnya? Mengenai adat kebiasaan ia telah diajari, diberi petunjuk oleh Allahnya. Dan ini pun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan." (Yesaya 28:24-26, 29)

Renungan:

    Adalah mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita adalah milik Allah, telah dibeli dan dibayar lunas oleh darah Yesus. Tetapi bila pertanyaannya dipertajam, "Apakah pikiran kita juga Tuhan yang punya? Apakah kreativitas yang ada dalam diri kita adalah Tuhan yang punya? Apakah bakat yang kita miliki adalah Tuhan yang punya? Apakah kepandaian yang kita miliki adalah Tuhan yang punya? Apakah kekuatan kita juga punya Tuhan?" Mungkin kita akan merasa tertegun sejenak sebelum memberikan jawaban, dengan merenungkannya lebih dalam. Rasanya lebih sering kita mengakui pikiran itu adalah asli pikiran kita, kreativitas itu memang adalah bawaanku dari kecil, kepandaian itu memang milikku karena aku sudah belajar dan berlatih dengan sebaik-baiknya. Dari kecil memang aku sudah terlihat sebagai anak yang pandai, aku selalu masuk ranking 5 besar. Kekuatan yang aku miliki juga punya aku karena memang aku makan secara teratur dan selalu menjaga kesehatanku, wajar kalau aku sehat. 

    Bacaan hari ini memberikan suatu pengertian yang baru. Ada hal yang kita tidak pahami. Ternyata tanpa sepengetahuan kita, Allah bekerja di dalam diri kita dengan begitu indahnya, dengan hikmat-Nya yang tidak dapat kita selami. Apa yang kita kira adalah kepandaian kita sendiri ternyata sebenarnya Allah ya yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk melakukannya. Ayat terakhir dalam bacaan di atas meneguhkan hal ini, "Dan ini pun datangnya dari Tuhan semesta alam;  Ia ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan." 

    Jadi jika kita mempunyai suatu pemikiran yang luar biasa, janganlah kita lalu menepuk dada sendiri dan berkata dengan sombongnya, "Lihatlah, betapa hebatnya pemikiranku." Kita harus mengucap syukur karena Tuhan telah berkenan memberikan petunjuk dan membukakan pikiran kita sedemikian rupa. Jika kita mempunyai kreativitas yang tinggi, bersyukurlah dan jangan menjadi orang yang sombong dan memandang rendah orang lain. Jika kita mampu mendapatkan order yang besar dan mengalahkan rekan-rekan kita yang lain, janganlah kita merasa itu semua berhasil karena memang aku pandai berbicara dan membujuk orang. Yakobus mengajarkan kepada kita untuk tidak sombong tetapi sebaliknya mengakui bahwa dengan kehendak Tuhanlah semuanya ini bisa terjadi. "Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah." (Yakobus 4:15 -16). Firman Tuhan menghendaki agar kita tidak lupa diri namun selalu mengingat kepada-Nya dan terus bersandar kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena di dalam hikmat dan keputusan-Mu yang agung, Engkau selalu memberikan petunjuk kepadaku. Amin. (Dod).