Listen

Description

"Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua." (Amsal 23:22)

Renungan:

  Ada sebuah tulisan yang mengilustrasikan tentang kisah penciptaan perempuan. Setelah Allah mengakhiri penciptaan-Nya di hari kelima, maka pada hari keenam Ia menciptakan Adam. Kemudian Allah menciptakan perempuan yang diberi nama Hawa. Salah seorang malaikat menghampiri Allah dan berkata, "Banyak sekali waktu yang dihabiskan untuk menciptakan calon ibu ini." Allah menjawab, "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan? Ibu ini harus tahan air (waterproof) tapi bukan dari plastik. Aku mendesain 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai. Ia harus bisa hidup dari makanan yang seadanya. Ia harus memiliki telinga yang lebar untuk menampung semua keluhan anak-anak dan suaminya. Ia harus didesain dengan ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukkan hati anak-anaknya. Dia harus memiliki lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah. Aku juga akan memberinya 6 pasang tangan." Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, "Enam pasang tangan?" "Tentu saja. Tetapi bukan tangan yang akan merepotkan Aku, melainkan tangan yang melayani dan mengatur segalanya menjadi lebih baik. Aku juga akan memberi 3 pasang mata padanya," kata Allah. Si malaikat semakin heran dan berkata, "Bagaimana modelnya?" Allah mengangguk-angguk dan berkata, "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat, di mana ia dapat mengetahui yang terjadi tanpa harus bertanya. Sepasang mata kedua Ku beri nama mata hati yang berfungsi turut merasakan kegembiraan dan kesedihan anak-anaknya. Sepasang mata ketiga berfungsi untuk menatap lembut anak-anaknya yang melakukan kesalahan. Mata itu dapat berkata, "Mama mengerti dan mama sayang kamu. Lain kali jangan melakukan hal ini lagi ya..."

  "Istirahatlah," kata Malaikat. Tetapi Allah berkata, "Tidak bisa. Saya sudah hampir selesai. Sebagai ibu, nantinya ia harus dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Ia akan Ku lengkapi dengan kepandaian untuk mengatur sebutir telur bagi 6 orang anak. Ia juga harus mampu menyuruh anak berumur 9 tahun untuk pergi mandi, pada saat anak itu sedang asyik bermain." Akhirnya sang Malaikat memutar-mutar contoh ibu itu perlahan-lahan dan berkata, "Terlalu lunak." "Tapi kuat," kata Allah. "Tak dapat kubayangkan betapa banyak beban yang dapat ia pikul dan derita. Apakah ia dapat berpikir?" tanya Malaikat. "Ia bukan hanya dapat berpikir, tetapi ia dapat memberikan gagasan dan ide-ide," kata Allah. Malaikat menyentuh pipinya dan berkata, "Eh...ada kebocoran di sini." "Itu bukan kebocoran. Itu adalah air mata. Air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan dan air mata air mata lainnya," kata Allah. 

  Akhirnya Malaikat berkata kepada semua anak-anak di dunia ini, "Cintailah Ibumu, karena banyak penderitaan yang harus ditanggungnya demi anak-anak dan suaminya. Cintailah istrimu, karena ia telah menjadi penolong bagimu dalam banyak hal." Selamat Hari Ibu. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk ibuku. Berikanlah kebahagiaan, kekuatan, kesehatan dan umur panjang bagi ibu yang kucintai dan keselamatan kekal jika ibuku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Amin. (Dod).