"Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2)
Renungan:
Ada sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gunung pasir. Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya membentak istrinya dengan sangat keras. Istri yang kena bentak merasa sakit hati. Tanpa berkata-kata dia menulis di atas pasir, "Hari ini suamiku menyakiti hatiku." Mereka terus berjalan sampai menemukan sebuah oasis di mana mereka memutuskan untuk mandi. Si istri mencoba berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang, dia menulis di sebuah batu, "Hari ini suamiku yang baik menyelamatkan nyawaku." Suaminya bertanya, "Kenapa setelah saya melukai hatimu kamu menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu?" Istrinya sambil tersenyum menjawab, "Ketika hal buruk terjadi kita harus menulisnya di atas pasir agar ketika angin maaf datang berhembus, maka akan menghapus tulisan itu. Dan bila sesuatu yang luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku agar tidak bisa hilang tertiup angin sehingga akan teringat selalu dalam hidupku. Pernahkah kita mendengar sebuah pepatah yang berkata, "Karena nila setitik rusak susu sebelanga," Artinya adalah kebaikan yang besar akan hilang hanya karena kesalahan kecil. Ya memang sifat dasar manusia adalah lebih mudah mengingat keburukan orang lain daripada kebaikannya. Oleh karena itu hari ini marilah kita belajar untuk membalik hal tersebut, yakni kita lebih mudah mengingat kebaikan orang lain daripada keburukan orang lain. Janganlah kita menjadi orang yang tidak tahu berbalas budi dengan selalu melupakan atau tidak membalas perbuatan baik orang lain kepada kita namun justru hanya mengingat keburukan atau kesalahan yang mungkin pernah dilakukan pada kita. Mari Kita renungkan lagi saat ini, apakah benar setiap orang yang pernah menyakiti kita tidak pernah menolong atau membantu kita? Jika kita mau jujur saat ini, setiap orang di sekeliling kita pasti akan tetap memiliki kebaikan yang bisa kita ingat. Jadi kunci untuk hidup damai dengan siapapun sebenarnya sederhana yaitu ingatlah yang baik dan lupakan yang buruk. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku karena aku lebih sering mengingat kesalahan orang lain dan menyimpannya dalam hatiku dan pada akhirnya membuat luka batin di hatiku. Kini ajarilah aku untuk mengingat hanya kebaikan yang orang lain lakukan padaku. Amin. (Dod).