"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kolose 3:13)
Renungan:
Beberapa tahun yang lalu, kita dikejutkan oleh sebuah berita pembunuhan sadis. Seorang gadis berusia 19 tahun dibunuh oleh mantan pacar dan temannya. Bagi orang tua, anak adalah harta yang paling berharga dalam hidup mereka lebih daripada apapun juga. Kehilangan anak satu-satunya seperti hidup yang tidak memiliki tujuan. Itulah yang dirasakan oleh ibu anak gadis tersebut. Rasa sakit yang dialaminya semakin terasa menusuk hati begitu mengetahui bahwa kematian anaknya disebabkan oleh pembunuhan berencana dari kedua anak muda yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri. Rasanya tidak ada yang dapat menyembuhkan rasa sakit hatinya. Dengan kondisi ini sangat mungkin bagi sang ibu akan mengutuki pembunuh anaknya. Bahkan dianggap manusiawi, bila Ia menginginkan kematian pembunuh anaknya sebagai hukuman atas kesalahan mereka. Namun, yang tidak kalah mengejutkan publik adalah ketika sang ibunda dengan mata sembab karena menangis mampu berkata, "Bagaimanapun saya kecewa, marah, tidak terima, saya harus memaafkan pelaku. Dan saya telah memaafkan mereka. Dengan begitu, perasaan saya bisa sedikit lebih tenang, karena sebelumnya hati saya sakit sekali. Saya yakin mereka anak yang baik. Hanya, saat itu mereka tidak bisa menguasai sisi jahat dari diri mereka." Rasa sakit karena kehilangan sesuatu berupa milik kesayangan kita yang diakibatkan oleh seseorang, pasti akan membuat kita marah sekali. Namun karena kebesaran hatilah, Ibu tersebut mau melapangkan dadanya untuk menerima kenyataan bahwa anaknya telah tiada. Inilah yang membuatnya pasrah dan dengan tulus memberikan maaf kepada pembunuh anaknya, walau harapan di masa tua, ia akan dirawat dan ditemani oleh cucu, telah sirna. Ia sadar, hanya dengan memaafkan, ia dapat menjalani hari-hari hidupnya dengan lebih tenang. Mengampuni di tengah situasi yang sulit dan dengan perasaan yang sakitnya tidak dapat dilukiskan, bukanlah keputusan yang mudah. Namun, pimpinan roh Kudus yang akan membuat kita dapat mengampuni. Mengampuni adalah sebuah pilihan. Mengampuni mungkin akan terasa menyakitkan, mengingat semua kepahitan yang kita alami akibat perbuatan orang lain. Akan tetapi, lebih menyakitkan lagi bila kita tidak mengampuni. Lebih dari itu, firman Tuhan juga berkata, "Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Ketika kita tidak dapat mengampuni, maka setiap permohonan ampun yang kita naikkan di hadapan Bapa akan menjadi sia-sia. Lepaskanlah pengampunan dan hiduplah dengan bebas tanpa beban sakit hati. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, dengan kasihMu, aku akan mengampuni orang yang menyakitiku seberat apapun itu, agar engkau juga mengampuni kesalahanku. Amin. (Dod).