Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 7 Februari 2024

Bacaan:

"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari kepada tujuan...!" (Filipi 3:13-14)

Renungan:

Seorang terpidana yang telah dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur hidup, akan mulai berpikir bahwa tidak ada lagi harapan baginya. Harapan untuk berkumpul dengan keluarga kembali rasanya tidak mungkin lagi, harapan untuk hidup normal dan memulai sesuatu yang barupun sudah tidak ada gunanya lagi. Semuanya hanya tinggal sebatas tembok penjara.

Keadaan seperti itu merupakan harga yang harus dibayar atas semua kejahatan yang pernah mereka lakukan. Bagaimana dengan kita? Seringkali tanpa kita sadari banyak di antara kita yang hidup di luar tembok penjara, kita bebas secara fisik namun terpenjara dalam hati dan pikiran kita. Ada tembok kegagalan yang terus mengurung kita, ada tembok sakit hati yang menghalangi kita untuk menikmati indahnya hidup dalam damai sejahtera. Ada tembok masa lalu yang buruk yang terus mengintimidasi kita untuk tidak melakukan apa-apa dalam hidup ini. Ada tembok kepedihan dan penderitaan yang tidak mengijinkan kita untuk mencoba mengambil kesempatan baru dan melakukan sesuatu bagi masa depan kita. Jangan biarkan tembok-temobok itu mengurung kita. Kita bisa keluar dari sana sebab sekalipun tembok itu tinggi tetapi ada pintu di sana dan kita telah memegang kunci pintu itu. Bukalah pintu itu dengan berkata: "Aku mau mengampuni, aku mau melupakan apa yang dibelakangku, aku mau berharap pada Tuhan sebab masa depanku indah dan ada di tangan-Nya, aku mau mencoba memulai sesuatu yang baru,

dan aku mau keluar dari penjara ini." Hanya kita yang bisa melakukannya.

Kita memang bukan orang yang sempurna. Kita merasakan sakit ketika ada orang yang menyakiti kita. Kita merasakan takut ketika masalah yang kita hadapi belum juga selesai. Kita merasakan khawatir dan hampir hilang harapan ketika kita mengalami kegagalan. Kita merasakan minder dan takut ketika kita ingat kembali masa lalu kita yang buruk. Dengan keberadaan diri kita yang seperti ini, siapa orang yang mau menerima kita? Itu benar, jika orang yang menilai kita itu adalah manusia. Tapi lihat Allah, Dia sanggup mengubah Rasul Paulus, manusia yang kejam, keras dan penganiaya murid-murid Tuhan, menjadi orang yang penuh kasih, cinta Tuhan dan hidup untuk Injil. Jika Allah sanggup mengubah Rasul Paulus, apalagi diri kita. Dia sanggup memberi jalan keluar untuk persoalan kita. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Bagaimana caranya? Lupakan semua yang ada dibelakang kita, kegagalan kita,

masa lalu kita, maafkan orang yang telah menyakiti kita, arahkan diri kita dan larilah pada apa yang ada di hadapan kita, maka Allah akan mengubah hidup kita. Hal itulah yang dilakukan Rasul Paulus. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, tanamkanlah dalam hatiku bahwa tidak ada perkara yang mustahil bagi-Mu, maka kuserahkan setiap pengharapanku ke dalam tangan-Mu. Aku percaya bila Engkau berkehendak, maka semua akan terjadi. Amin. (Dod).